Tuesday, March 10, 2009

Fate of Imported Wifes...

Short visit in Singapore, few column at Straits Times and half an hour chat with one taxi driver reveal interesting and sad facts..

First, I just found out that there are a lot of Singaporean man, mostly with Blue Collar back ground is importing wifes from various Asian countries .. ie Vietnam, China, Filiphina, including Indonesia. They even have agents who help them setting up this marriages.

A photo, few back ground resumed in some kind of CV, if they like it then buy a ticket, get married and that's it.. According to the cab driver, one of his friend was receiving different "package". When this guy picked up the bride, he saw different face than what he saw on the photos, turned out that 'sending location' is sending the sister not the girl for whatever reason. Somehow they are now already having two children.

The reason being is that these man think that marrying Singaporean ladies becoming more and more expensives .. Hmm not surprising. Some of the marriages end up as love marriages, but some other just end up solely as business contracts.

Inline with business transaction nature, now that economy slows down, things are difficult, a lot of these imported wifes fate is in the edge. No more money, abandoned and if they lucky they will be given one way ticket home... "Sorry, nothing personal, business is facing down turn, limited resources and cost management has to be done..thank you for all your contribution and all the best"

What a disturbing concept of marriages.... why do I feel that this concept is not much different with prostitution in different form???

Helping Out Global Economy..


Being two hours on time before departing at Changi, is not without purpose. I religiously keep my self away from cosmetics and skin care counters during my stay in Singapore and now it’s pay back time..!! the cheapest cosmetics around the world (lebai..) as far as I know is Changi airport .. So I perform my ritual whenever I pass by this airport.. make up shopping lah.. and this time complete with make over!

The guilt arising after swiping that plastic card somehow is being mitigated with a noble thought that I do good in global economy recovery. According to the economist including Stiglitz (I swear I only heard his name yesterday from my dearest young economist Mr. B hahaha), when people start holding back their money and bury it under their yard, the spiral of economy down turn is getting worst. So here I am, honored to be one of those patriots helping out global economy….

Long Week End Get Away..


It supposed to be completely get away with no link to my current world at all.. but apparently I am too social to be completely solitude

Skip the first two days as the details are already diminishing.

I spent my last night in Singapore buying ‘Counterpain’ for my hurt ankle due to a long walk yesterday along Orchad carrying one full bag of books (thanks for the online advise Berly) and some other stuff (yea right..) I guess being an amateur pedestrian and lack of training in safe handling, lifting and proper step pays a price.

But somehow I managed to reach Clarke Quay walking and hop on one of the boat ride and took the 30 minutes ‘cruise’. Not really special actually, but it’s always nice to cruise a long clean river with illuminated by the spark and glow of colourful lights by river. The breeze was just perfect. Along the cruise, couples kissing and hugging, few girl friends hanging out and gossiping (what else?). And I noticed something disturbing, we passed by other boats and in each boat at least one lady sitting with the chin leaning on their fist, looking at the sky and do everything that implies that their mind is definitely lost somewhere in the sky .. Gosh.. and what most disturbing is I am one of them. Hahaha But I really enjoyed the ride, feel so light and relax, I free up my mind from anything and before I realized it, my face was curving a smile .. I can feel that the tour guide is looking at me with awkward look .. hahaha the hell with it..

Alone boat riding was one thing, but hanging out alone in the pub??? Turns out I am not that daring. I turned down the temptation of one great voice coming out from beautiful figure, playing guitar from one of the bar and walk my way back to my Hotel .. I am not that ready to be sitting alone, sipping my orange juice and cater conversation with complete stranger. Then the night ended with superb bean curd with ‘Nori’ layer in between cooked in brown sauce covered with ‘Enoki Mushrom’ completed with free flowing Chinese tea.



Thursday, February 26, 2009

ada yg nyelip-nyelip di antara lembaran baru
seperti bayangan hantu yang menebar haru
sepertinya aku cuma kangen kamu ...

Saturday, December 13, 2008

Kadang aku ingin begitu saja menghampirimu
Menepis semua yang baru

Hanya saja kamu pun ternyata semu..
Kamu.. semu.. pilu.. terlalu..

Monday, June 23, 2008

Harum Kupi di Tepi Sawah

Setelah berapa hari ‘mangkel’ dengan ‘kemahalan’ Jakarta (tapi gue recommend “Pancious” di Pacific Place buat hang out dengan pricing yang acceptable buat mereka yang suka pancake dengan ice cream en coklat sauce yang yummyyy. Yahh setingkat di bawah Gelato Bar pancake lah.. Coba deh “fruity satay pancake” yang gak terlalu besar porsinya, seger karena ada potongan strawberry dan kiwinyah). Gue hari ini bahagia banget ketemu kopi enak di salah satu sempilan jalan di Jogja, deket wilayah Babarsari yang deket dengan Selokan Mataram.

Tadinya gue iseng doang ke “Goeboeq Coffee” ini, entah kenapa gue pengen banget duduk deket sawah nikmatin angin sepoi-sepoi sambil ngupi. Nah abis nemenin makan temen SD gue (aslinye gue dah temenan ama dia 25 tahun!), gue mampir ke warung kopi yang lumayan luas. Pengunjungnya bisa nongkrong persis samping sawah, atau ngeleseh di bagian dalam warungnya. Sepertinya para pengunjung adalah pekerja seni, LSM, atau mahasiswa design graphis kali yeee abisan penampilannya pada nyentrik dan khas. Salah satu waiternya penuh piercing di seputaran bibir, hidung plus di kuping tentu ajah (syeremmm bangettttt!), tapi begitu ngomong lembut pisan ! Jawa abbess hahaha

Cangkir pertama gue adalah kupi Toraja, ga kalah ama Toraja Cafe yang satu chain ama Café Wien!! Harganya.. Rp 3500 ajah buat cangkir, dan Rp 4000 buat gelas! Senangnyah.. Asli enak dan mantabh jadinya langsung tamblas dalam 10 menit. Nah padahal pisang bakar keju gue masih setengah, plus kayaknya masih agak lamaan ngobrolnyah. Gue panggil lagi tuh si Mas Piercing, kali ini gue coba kopi Acehnya. Mayan.. tapi lebih nendang Torajanya. Masih ada juga kopi Lampung ama satu lagi gue lupa. Macem-macem minuman pop berbasis kupi ala starbuck and coffee bean adalah beberapa juga plus basic variant of milkshake. Selebihnya macem-macem dessert local dan makanan standar yang agak berat kayak burger, kentang, mie dan nasi goreng juga ada

Anget-anget kental kupi Toraja plus angin sepoi sawah dan obrolan nostalgia masa SD menjadi agenda yang menyenangkan dalam cuti kali ini. Melengkapi marathon reuni sporadis yang di mulai di Jakarta kemaren. Weittsss tiba-tiba mules gue abis dua cangkir kopi!!!! Aduh mana rumah gue jauh lagi …



Transparansi Keuangan Domestik dan Stabilitas Akomodasi Kepentingan



Salah satu potongan hasil ngerumpi ama temen-temen lama gue berapa waktu lalu menyentuh wilayah transparansi manajemen keuangan dan asset keluarga selagi kita ngebahas kegiatan investasi.

Cerita dimulai dengan salah satu beliau yang dengan wajah sumringah menceritakan salah satu insiden internal di rumah dia, “Pernah suatu waktu Air di rumah gue mati, nah gue ajak deh istri gue ke rumah gue yang laen di bilangan xxx. Kebetulan gue gak pernah bilang tuh gue punya rumah di situ, walhasil istri gue malah pulang lagi ke rumah dan nangis karena gue ga pernah bilang gue ada rumah lagi…” Gue yang ngakak denger insiden ironis itu kontan merespon, “ Jadi loe selama ini ga pernah bilang lu ada rumah laen??? Gila loe ya, pantes aja istri loe marah dan insecure!! Dia pasti langsung mikir lagi, apalagi yg loe sembunyiin atau ga di declare ke dia kalo rumah aja loe ga bilang (buat most people rumah adalah suatu hal yang cukup besar dan signifikan toh) . Gue tau deh loe mapan, tapi tetep dunk… “ (emosi spontan solidaritas kaum wanita)

Nah Beliau ini langsung dengan semangat mempertajam arah pembicaraan, “ Nah ini.. Gue ga setuju banget tuh dengan kesalah kaprahan pemahaman sekarang bahwa semua penghasilan suami harus di serahkan atau di declare ke istri. Konsep basicnya adalah Suami harus menafkahi istri dan mencukupi kebutuhannya lahir dan batin. Itu aja! Selama kebutuhan istri terpenuhi, apa yang dia minta tercukupi yah tunai sudah” Statement di tutup dengan senyum manis bijaksana pada wajah yang merefleksikan kepercayaan diri penuh. (tambahan fakta untuk kasus ini : istri tidak dalam posisi bekerja sedemikian rupa sehingga sejajar sama suami yang sukses membina beberapa perusahaan sekaligus menjadi tokoh yang cukup di perhitungkan di dunia bisnis financial)

Gue yang langsung mules ga trima, protes kenapa harus begitu, bukannya suami istri adalah partner yang harus saling terbuka dalam segala hal dan menjalani kebersamaan secara equal. Beliau ngeliatin gue sebentar sebelum menjawab dan mengawali justifikasi dia dengan statement yang bikin gue nggak suka tapi susah gue bantah, “Loe kan belum married Lin…” (ihh deh penting banget ya di pertegas) , “ Konsep extended family dalam berkeluarga sering bersentuhan dengan implikasi financial. Kadang ada kewajiban-kewajiban financial yang harus kita penuhi kepada keluarga besar kita dan pasangan kita. Nah dengan membatasi visibility pasangan pada peta keuangan dan alokasi dana, kita bisa mengurangi friksi yang mungkin timbul karena itung-itungan gedean mana financial aid ke masing-masing keluarga besar. Kalo ngomong masalah ‘Adil’, buat gue yah adil kalo gue ngasih ke nyokap dan adik adik gue lebih besar. Atau bisa saja pas dari sisi keluarga pasangan membutuhkan, kebetulan kondisi kita tidak memungkinkan. Belum lagi kalau kita punya lebih dari satu pasangan ..yang penting kan masing-masing tercukupi dan sejauh mungkin mereduksi potensi konflik karena komparasi alokasi rejeki. Toh kebutuhan tiap orang lain-lain, jadi gak selalu fair di perbandingkan. Gue gak ngerti kenapa istri gue harus nangis, kan itu Cuma asset yang tidak terdeclare, bukannya gue bawa ke rumah itu trus ada penghuninya lengkap dengan anak-anak kecil yang gue kenalin ke anak gue sebagai saudara tiri dia toh..” di sampaikan tetap dengan senyum manis (tambahan fakta: Beliau adalah pendukung poligami yang dari mula sudah ambil langkah strategis cari istri yang setuju dengan poligami walaupun sampai sekarang belum terealisasi).

Pembahasan subject di atas walaupun singkat, cukup bikin gue terusik (as expected). Gue jadi inget ada temen cewek gue yang setengah mati berusaha memenuhi krisis financial keluarga dia dan stress sendiri gimana ngomonginnya ke suami. Intinya, menyebalkan sekali dalam posisi bergantung ke orang lain dan tidak punya kemerdekaan atau control financial yang kadang di perlukan ke keluarga sendiri. Juga gue gak suka dengan ide tinggal satu rumah dengan orang yang punya banyak sisi kehidupan yang nggak gue tau.

Kalau memang harus begitu, setidaknya posisi harus equal dunk, dalam artian pasangan dalam kondisi equal untuk punya sisi-sisi privacy dan otoritas manajemen keuangan. Masing-masing pasangan harus meraih kemandirian financial dan kesetaraan yang mungkin akan berakibat pada terkorbankannya kehidupan si anak. Nah kalau dalam satu sisi, pasangan dedicated untuk ngurus masalah domestic yang implikasinya dia gak punya kesempatan untuk mencapai kemerdekaan financial, pasangan lainnyanya harus fair enough untuk untuk kasih akses ke hasil pencapaian dia di luar rumah. Toh yang terjadi pada hakikatnya adalah implikasi dari pembagian role di keluarga yang setara (harus ada yg cari nafkah dan harus ada yang lebih focus ke domestic dan terlibat di perkembangan anak secara optimal)

Nah mengingat kondisi ideal adalah opsi yang jarang dalam kehidupan, gue jadi berasa insecure untuk meninggalkan kemandirian gue.. lebih kepada gue merasa gak mau dan gak mampu untuk berada dalam posisi di marjinalkan…(pertarungan ego yang terus berjalan)

Hmm… ketidakseimbangan financial dalam satu keluarga (gap yang begitu lebar antara kondisi financial suami istri) kadang adalah cobaan tersendiri yang merupakan salah satu factor hilangnya kehangatan cinta dan ketenangan….

So… how do you guys manage your finance in the family??






TIGA LELAKI DAN TIGA CERITA

Aduh mulai dari mana ya …. masih temen-temen kongkow di kuliah dulu ...

To be Updated

tapi agak ga janji secara dah lama ketemuannya dan kapasitas ingatan terbatas

padahal ini yang paling seru Jek!

WANITA PERKASA DUA DAN KAJIAN LOGIKA


Sore di lanjutkan dengan ritual gue ke ITC Kuningan dengan alokasi waktu dua jam saja (biasanya 3-4 jam minimal). Tiga puluh menit pertama gue lewati dengan eskalasi hysteria yang konsisten ngeliat baju batik lucu-lucu dan dress-dress “summer” yang penuh bunga dan warna

Lepas dari ITC, makan bentar di Sederhana belakang Sentra Mulia, abis itu berangkat deh gue ngebuntut temen gue, wanita perkasa lain yang gue kenal, ke Al Azhar buat “numpang bergabung” (istilah ustadznya buat gue) dengan pengajian rutin dia yang di pimpin Ustadz pengajian La Tahzan. Kajian ini sendiri rutin tiap minggunya dengan tema yang berbeda pada tiap urutan minggu. Peserta kajian sengaja di batasi untuk menjaga efektifitas, komitmen dan kontinuitas. Malem itu pas lagi seria kajian Logika. Tadinya gue gak ngeh itu belajar apaan. Hmm…coba deh gue rangkumin pemahaman gue

Ustadz mulai dengan pentingnya ilmu, sains dan kebenaran dalam kehidupan manusia beragama. Nah beliau menyampaikan bahwa sains berawal dari pengembangan filsafat, dan filsafat pada dasarnya adalah pemahaman kebenaran. Dan untuk memahami kebenaran, ada beberapa pola Logika tertentu sebagai pola dasar untuk itu. “Mantiq” kalo ga salah itu nama ilmunya. Pola-pola dasar itu di gambarkan dengan Diagram Venn (eh bener ga sih gue nulisnya, maklum terakhir ngebahas kan jaman SMA bow… )

Nah secara gue cuma ikutan satu sesi selama 1.5 jam, yah ga sanggup lah gue ngebahas lebih dalam lagi apalagi in detail (susahnya jadi orang yg ga kuat detail dan ga punya Photographic Memory).Selebihnya buat yang teretarik ada websitenye kok, parapemikir.com, ada mailing listnya juga. Warning!: Mailing listnya berat banget, di sarankan ga ikutan kalo belom siap mental! Hehehe

Background Bintang Tamu:
Lulusan Institute Teknik yang mengaku terbaik di Indonesia, awal gue kenal dia di Balikpapan, beliau lumayan keras dan sulit di patahkan dalam argumentasi (tapi sekarang dah cukup jinak), di lain pihak cukup intense menikmati seni, suka fotografi dan kerajinan tangan (tapi dah lama ga berkarya karena kitab suci craftnya rusak kebanjiran), fashion awareness yang menyenangkan (menebus masa jahiliyah di kala kuliah hahaha), banyak terlibat kegiatan sosial dari baksos, penggalangan dana sosial untuk bencana alam hingga pengobatan massal, dan founder salah satu pengajian kaum professional muda di Jakarta. Oya satu lagi, beliau single

PARTIKELIRAN


Hmm hari ini cukup menarik. Diawali siangnya gue ketemuan ama teman yang ampir 10th ga ketemuan di restoran Kalimantan Cimanggis yang patin bakar bambunya nendang banget plus sambel mangganya bikin gue nangis terisak-isak saking pedesnya. Beliau adalah temen kecentilan di masa muda dulu, jaman eksplorasi idealisme dan persentuhan awal gue dengan dunia politik kampus.

Today’s subject is another survival story di kota yang keras, ga ada aturan, brutal, penuh godaan dan mahal ini. Dari intelektual partikelir sampai konsultan yang hubungannya dengan salah satu department pemerintah dan bisnis networking. Dari bis dan kereta yang penuh sesak , keringetan di masa kuliah, bertahan hidup dengan jualan apa saja di awal perjuangan sambil mata beler melototin buku-buku referensi untuk memproduksi karya intelektual komersial sampai dengan Sedan Eropah yang ‘neleser’ (walopun di jalan yang padat suka bikin khawatir yang punya kalo kebaret ama motor secara dah lama ga nyetir di tinggal supir barusan) dan project sana-sini setelah melewati roller coaster di awal-awal masa. Oya beliau ini lagi nuntasin S2 filsafat, sekaligus lagi ambil S1 Hukum. Kalo gak salah dulu dia ambil S2 juga deh di bidang laen lagi (cuapwee deehhhhh …)

Filosofi hidup yang ngalir ala Jawa sekaligus keberanian ambil resiko untuk lapar sebelum sukses mendulang rejeki silaturahmi. “As Consultant and bearing active role in networking business, when selling your service and closing a deal, Name your price and stick with it!even though you have nothing to survive for the day and Religiously maintain your Credibility”. Menyenangkan! Satu hal menarik adalah prinsip beliau yang ikhlas buat ngebantu dan menyalurkan rejeki ke siapa saja. Dari pengemis lampu merah, staff yang butuh kuliah, hingga rekanan yang butuh koneksi dan konsultasi proposal gratis. All these good things, turns out to be given back to you in double fold, triple fold, you’ll never know!!

Siang di tutup dengan rencana reuni kecil minggu depan pada peluncuran buku temen culun gue yang rencananya di tahbiskan jadi guru besar termuda mantan kampus gue taon depan. Nah makhluk yang tersebut terakhir ini juga penganut kerja keras dan focus hidup yang konsisten dengan segala keculunan dan kenaifan seorang anak daerah yang sering bikin dia jadi bulan-bulanan empuk temen-temen deketnya termasuk gue. Impressive!

ALL ABOUT TAXES



Gue lumayan excited ketemu dua orang mantan temen sekelas gue di kampus. Kelas gue yang penghuninya termasuk standar, ga neko-neko, lurus banyakan belajar dan sederhana ternyata lewat satu decade perjalanan para personilnya cukup variatif dan kompleks. (ga cukup satu novel kalo mau di certain semua)

Tujuan utama sesi malam ini adalah buat cari solusi masalah internal pelaporan pajak pribadi. Ada yang berkepentingan dengan gimana cara terbaik untuk menekan exposure hutang pajak wajib pajak (WP) yang berada di luar negri dengan cara yang baik dan benar. Tahun ini yang di tujukan sebagai tahun pemutihan wajib pajak di barengi agresivitas KPP (kantor pelayanan pajak) yang tinggi, perlu di amati secara seksama kalau gak mau tiba-tiba ketiban STP (surat tagihan pajak) yang bisa bikin darah tinggi mendadak dan kadang berujung kepada pemerasan oknum otoritas kepada WP pribadi.

Intinya hati-hati lah yang belum punya NPWP, karena peningkatan kualitas database KPP akan menjaring mereka yang bertransaksi asset di mana pun. Lewat pajak penjualan tanah, laporan dealer otomotif dan real estate, etc Pokoke menyeluruh banget deh. Beli mobil di bawah 200 juta aja sudah cukup untuk menghadiahi diri sendiri dengan STP dan instruksi untuk mempunyai NPWP. So mending comply dengan peraturan mengingat denda dan penalty yang bisa mengganggu kesehatan jiwa. Tapi harus tau persis apa peraturannya supaya tidak tersesat.


Teman gue yang pertama adalah temen sekelas yang gue punya kedekatan batin dari tingkat pertama entah kenapa walaupun masing-masing kita sering sibuk sendiri selama bertahun-tahun. Cowok Sunda, easy going, menikmati hidup, hobi traveling (foto di Friendster nya update mulu dengan belahan dunia yang berbeda), rutin ke Gym, fashionista, pecinta dan pelakon paduan suara nasional dan internasional, sempet khilaf jadi rekan kerja di SLB, untuk kemudian menetapkan hati jadi konsultan pajak secara kaffah (buat para pengusaha keturunan terutama). Profesi dengan pengaturan waktu yang lebih fleksibel dan kemampuan berhubungan baik dengan para Client, sangat menunjang motto hidup beliau yang gak mau ngoyo kerja (hidup abis di kantor dan di jalan), traveling rutin sementara membangun eksistensi dalam kompetisi Paduan Suara.

Teman kedua adalah seorang wanita polos yang ketulusannya bikin betah siapa saja untuk berkomunikasi dengannya. Uni satu ini setelah bosan beberapa tahun ngurusin Pajak di perusahaan Jepang, banting setir ke salah satu Big Five Accounting Firm di konsultan Pajaknya. Dia mengeluhkan ritme hidupnya yang terserap habis di antara tumpukan berkas-berkas banding pengadilan pajak. Average jam pulang di atas 21.00, nginep di kantor di masa sibuk, pontang-panting nge-draft surat banding yang di cela-cela partner dan manager. Kasus-kasus pajak dalam grey area yang menyita energi jiwa raga. Herannya walaupun dia mengutuki hidupnya yang hilang, tapi matanya berbinar-binar saat menguraikan detail teknis kasus yang sedang di tangani, persis seperti gadis yang sedang menceritakan pacar barunya! Hahaha By end of the day it is your choice my dear … to explore and absorbed by office life or chose something else where you can take care or your own personal life. Trade off.. (glughh.. keselek sendiri gue)

WANITA,KARIR DAN CINTA



Wanita pertama adalah seorang wanita perkasa, single, pintar, hobi berargumentasi, pekerja keras, reliable resource di kantornya, dengan orientasi spiritual kental yang sedang berjuang untuk cintanya dan memenangkan hati keluarganya. Ngobrol ama dia bikin gue berasa di refresh akan orientasi focus yang perlu di perhatikan dalam langkah-langkah untuk menyempurnakan separuh ibadah. Hari gini jangan kebanyakan pacaran, kalo emang ngerasa ada chemistry, langsung ditindaklanjuti dengan background check yang komprehensif dan explore value-value yang di anut untuk melihat compatibility. Salah satu step yang dia jalanin adalah interview orang-orang terdekat Sang Subject. Kumpulan feedback ini harusnya sedikit banyak bisa mengakselerasi formulasi karakter macam apakah yang kita hadapi untuk kemudian jadi bahan pertimbangan. (awas ada yang bilang, “telat banget sih loe Lin..” tampar ya.. hahaha)

Wanita selanjutnya adalah seorang ibu muda, detail dan perfectionist, lagi asik berpacu dalam karir, yang sedang berusaha menyeimbangkan demand keluarga dan pressure di kantor. Mengatasi percikan-percikan godaan hati di kantor di sela-selanya. Pfiuhhh… hidup memang penuh godaan Jek! Dan lebih sulit lagi tatkala sudah menikah, kayaknya kepegang tangan aja beban mental dan dosanya dah gede banget yah.. langsung akhirat urusannya. (Lah emang kalo pacaran kagak apa!! Hahaha)

Wanita dan hari-harinya… tak pernah habis dituangkan dalam cerita…

Napak Tilas...



Ritme Cuti gue kali ini cukup dinamis dan variatif terutama dalam kerangka pengayaan sosial. Di sambut dengan ritme standar Jakarta yang bising, tak peduli, dan macet. Gue menemukan kehangatan di sana-sini, momen-momen dengan keluarga gue dan temen-temen lama gue.

Dari temen-temen kuliah yang dah sekian lama ga ketemu, para wanita yang wajib gue temui ampe kunjungan rutin ke wilayah PIM, Senayan dan ITC hehehe

Marathon reuni sporadis selama beberapa hari di Jakarta bikin gue excited banget for some reasons. Gue yang gak perhatian detail jadi pengen mikir kenapa ya gue seneng banget ama sesi-sesi reuni ini. Seneng nostalgia-an, refresh arahan spiritual dan focus personal life, cela-celaan, seneng ngeliat mereka sukses, fascinated ama perjalanan yang dinamis, variatif dan banyak nekatnya. Khas Jakarta Survivors!Setelah di kristalisasi lebih lanjut, gue agak kaget menyadari bahwa impact signifikan lainnya adalah gue tertantang!!! Gue merasa tertantang buat Survive and Shine di belantara kejam bernama Jakarta ini dalam ketidak teraturan dan ketidakpastiannya! I am not talking about being employee in MNC, justru di rimba bebas yang gak ada aturannya itu yang gue pengen coba. (biasa Gemini banyak maunya, tapi gue sering bermasalah dengan pelaksanaanya)

Hmm.. kalo gue inget-inget dari dulu emang gue enjoy banget dengan diskusi-diskusi ama makhluk-makhluk aneh ini, dari sastra, politik kampus, buku buku baru, deketin Pudek 3 buat cari dana kegiatan dan budget tahunan, sedikit masalah kuliah (makanya IP gue ga bisa buat apply ke konsultan asing! Hehehe), ampe curhat masalah percintaan sambil ngeleseh di lantai atau makan nasi rames pake telor ama mie goreng yang kayak karet di kafe kampus (menu paling murah dan kenyang, satu level di atas indomie telor kornet) Berada dekat mereka selalu memberi energy buat gue untuk terus mengembangkan pemikiran, menantang ego gue untuk terus belajar dan memaksa diri gue buat meningkatkan deliverables buat pemenuhan eksistensi maupun ‘level up’ pemahaman akan berbagai hal.

Selanjutnya gue coba buat mendokumentasikan ‘highlights’ dalam sesi-sesi tersebut. Tapi secara ingatan jangka pendek gue suka dodol, gue gak yakin bisa cover semua detail.. anyway…

Notes: Karakter Oknum-oknum yang akan di bahas adalah karakter yang sangat mungkin anda jumpai dalam kehidupan Anda sehari-hari yang tidak memiliki keistimewaan apa pun. Beliau-beliau menjadi istimewa buat saya lebih kepada nilai historis dan penghargaan proses yang menjadi hak prerogative saya sendiri

Sunday, April 20, 2008

Menkonstruksi Impian

Secara parsial saya akhir-akhir ini agak sibuk mencerna konsep "Law of Attraction" yang di elaborasi lebih lanjut dalam buku quantum ikhlas. Belum mengerti secara 'Kaffah', tapi sejauh ini pengertian saya adalah bagaimana kita mengolah kekuatan pikiran bawah sadar yang di padu dengan "Positive Feeling" atau "Ikhlas" sebagai magnet besar yang akan menarik hal-hal yang kita inginkan dan membantu kita mencapai hal tersebut.

Positive Feeling ini akan semakin terasah dengan meningkatnya kemampuan kita untuk bersyukur. Mensyukuri hal-hal kecil dan meletakkan perasaan pada tataran positive seolah-olah kita sudah berada pada kondisi yang kita inginkan akan memperkuat kekuatan dari afirmasi yang kita lakukan.

Hmm.. secara konseptual udah agak ngeh, tapi perlu mengkaji lebih lanjut neh..

hmm segitu dulu kali ya.. soon to be continued..

most welcome kalo ada yg mau sharing lebih dalam tentang hal ini, secara hal ini saya yakin sudah lama cukup happening ...

Saturday, April 12, 2008

Basic Instinct

Professional rider, swimmer, outdoor activities lover, cigars, drinks, tall, cat walk posture... in brief is everything that I am not and all things that person’s into. Finally I have the answer of my sleepless night.

Sometimes people got interested in something that completely different from their own. Different vibration can seems sexy, appealing or exotic sometimes. We’d like to explore things at certain stage. We potentially change and have our own evolution till the end of times, but most of the time the blue print is still there. Remain, and stays under our subs conscience. And by end of the day, we would come back to that inner print most of the time. Comfort…

One day we might find different color is so appealing; we might want to cruise with that for a while, to realize that we should go back to our basic one. May be we would settle for something at variance of the basic, i.e. not the dark blue, may be a lighter one but still within the gradation range.

Then I guess may be I should stop cruising those different side ways, to be settle with those in line with my basic tone. Would it be possible that I am denying my core and try to become none with attracting all that is not? Is that all creating all the mess…. But how do you distinguish between redefining our core and denying your being?

Hmm this makes me remember… in Moslem believe it is part of the nature law that one will be united with other at the same level of being (but from which angle this can be interpreted in varied way)

Friday, April 04, 2008

Kegelisahan yang menyenangkan

Sudah genap tiga jam Gadis gelisah di samping hand phone yang tergeletak innocent di meja sebelah. Menunggu kilatan monitor dengan tulisan, "sms received.. "

Kegelisahan bodoh yang menyenangkan! akhirnya untuk mengurangi kegelisahan, di baliknya itu handphone dan akhirnya di tutupi dengan taplak meja seakan itu akan melenyapkan rasa deg-degan yang sudah seminggu ini begitu menyebalkan sekaligus membuat hari hari terasa lebih berwarna.

Mencoba merasionalisasi ketidakwarasan ini, Gadis mencoba mengingat kapan terakhir kali dia menjelma tokoh roman abg picisan begini. Setelah itu mencoba menyusun proposal untuk menanggulangi kondisi rentan. Dua jam berlalu.. dan kertas itu tetap kosong... tak ada kesimpulan.. tak ada rencana tindakan.. yang ada hanya impulse yang sesekali menyeruak tak tertahan...

Gadis akhirnya mengubungiku tadi pagi, menyatakan kalah pada perasaan .. Tak sanggup lagi benteng kemapanan membingkai pikirannya.

Aku hanya sanggup tersenyum.. suka.. cinta.. damba.. datang kapan saja, dan pergi juga bisa tiba-tiba.. "Dis, ikhlas saja jalaninya.. toh nanti juga beralih ke halaman berikutnya.. membingkai kenangan-kenangan selanjutnya.. dan bukan urusan kamu untuk memastikan kenangan apa yang tertinggal di sebelah sana. Kamu hanya punya kuasa akan halaman kamu sendiri, apa yang terangkum di lain halaman adalah formula rumit yang tak akan mampu kamu rumuskan..."

Thursday, April 03, 2008

Puisi #4

Pagi tadi mendadak window YM gue ketiban pusi. Dan gue pengen dokumentasi pusi itu di sini ..

Sumbangan posting dari temen sekampus dulu

suatu hari aku pernah menuliskanmu di pintu
hari berganti tahun dan tulisan itu tak lagi terlihat
tulisan lain menutupnya
tapi aku tahu ia pernah ada di sana

addition...

Catatan aku pikir akan tetap ada
Suka atau tidak suka
Hanya prioritas kita saja yang berbeda...
Dan tergantung berapa banyak tulisan lain yang menutupinya ..

Wednesday, March 19, 2008

Days....

11.35 pm

Beberapa kali menghela napas panjang, mencoba mengendapkan kaleidoskop sekian hari terakhir ini. Kiriman dvd yang nyasar, Lap top yang kesiram air, hard disk yang nyaris ga kebaca, mual setelah ambil driving simulation course di container penuh monitor, melesetnya budget tahunan sekian juta dollar, malemnya gagal ketemu penyemarak hari-hari, dapet beep tiga kali dalam 30 menit perjalanan, karaoke dengan kondisi cape lahir batin plus ga dandan, nah ini dia nih.. the best part.. lagi semangat-semangatnya nyanyi eh tiba-tiba dateng oknum yang sempet bikin porak poranda satu paket dengan nyonya… ditutup dengan lagu kenangan yang akhirnya bikin gue sesak dan pamit pulang (norak dramatis dikit lah biar seru)

Hari ini akhirnya gue bisa nemuin penyebab ancurnya budget gue, gak nyelesain masalah, tapi at least gue bisa define masalahnya. Ngejar pesawat buat berangkat training, eh taksi pake mogok. Nunggu lima belas menit taksi pengganti, just in time ampe airport. Nah setelah panjang mengantri, di depan counter check in, gue di tolak berangkat!!!! Visa residency gue valid kurang dari satu bulan, which is against visa on arrival requirement.. bloody hell.. ! gagal melobi supervisor airline, telpon sana-sini akhirnya gontai gue cari taksi pulang…

Kadang hari-hari bisa terasa begitu berat… cape banget yah….

Alhamdulillah gue di berkahi punya temen-temen yang menghibur hati dan bisa jadi tempat bersandar pada saat semua berantakan…

Home made roasted chicken with juicy sauce, chocolate mint shisha that makes u high (kurang oksigen doang benernya hehehe), di tutup dengan espresso organic coffee di warung organic yang menyenangkan. Good enough to get through the day...

Saturday, March 08, 2008

House Swap...

Saya percaya buat sebagian besar yang kebetulan baca postingan kali ini, topic obrolan di bawah sudah ‘basi’. Entah berlalu dengan rutinitas hari-hari, atau lebih banyak hal yang lebih nyata buat di bahas seperti sekolah anak, hubungan dengan mertua, menu makanan bergizi, di mana beli daging yang bagus, anak yang bermasalah di sekolah, per-er anak yang over load, pembantu yang berulah, dokter mana yang komunikatif dang ga terlalu fond of antibiotic, baby sitter yang males kerja, harga beras dan minyak goreng yang naik, suami yang males banget beresin kamar, dll…

Well..mungkin buat mereka yang sudah sibuk dengan hal-hal besar di atas obrolan di bawah bisa jadi intermezzo singkat

buttercup: semalem
buttercup: gue liat house swap di tivi
buttercup: jadi dua keluarga tukeran istri
buttercup: buat running sehari hari ajah
buttercup: biasanya dari dua keluarga yg tipenya beda banget. Satu gothik, satu lagi conservative and clean freak. Atau kadang satu bebas banget, satunya keluarga penuh aturan.
buttercup: menarik banget. Biasanya masing masing istri bakal coba apply aturan dari rumahnya ke rumah yang baru. Trus keluarga yang baru bakal protes dan gak jarang its getting ugly
buttercup: tapi pada akhirnya sih masing masing keluarga bikin adjustment
buttercup: dan pada saat mereka di kembalikan ke keluarga asli, masing-masing istri atau suami lebih bisa lebih bisa menghargai pasangan masing masing. Ini karena mereka baru sadar kalo hidup sama orang lain ternyata belum tentu enak, everything in the house before was usually taken for granted. So they will continue their own way of life with a little bit adjustment here and there from different perspective they got from that exchange life within two week
buttercup: hal di atas dalam bebera hal bikin gue jadi inget kata kata temen gue
buttercup: dgn adanya oknum laen yang hadir di kehidupan kita entah sebagai penyemarak hari hari pada kondisi natural atau kehadiran yang di paksakan seperti dalam reality show ini
buttercup: kita kadang jd lebih sayang ke pasangan
buttercup: gitu katanya
buttercup: geblek ya .. in brief, lebih spesifik ke statement temen gue, sayang-sayangan ama orang lain, when it doesn’t work out bikin kita lebih menghargai pasangan utama kita (alasan ajah buat melegalisasi kebutuhan kita nurutin hati pengen ama orang lain setelah merit hahaha)
Linesfreak: hei, I just found what true love is
buttercup: wow
buttercup: what is that
Linesfreak: bogus
buttercup: ?
Linesfreak: seriously, gue pikir sih kita mencari orang yang tetap bersedia bersama kita ketika cinta itu berlalu
Linesfreak: vice versa
buttercup: u're right
buttercup: so in a way u're saying love keep come and go to such extent?
Linesfreak: enggak sih, gue pikir pada saat terbaiknya pun cinta pada dasarnya rapuh….

Obrolan di atas ngingetin gue tentang cerita temen gue (merit) yang susah payah mengendalikan hati buat ga terjebak dalam scenario kehadiran oknum penyemarak hari-hari walopun hati deg-degan tiap ngeliat itu oknum lewat. Berseri-seri tiap ngobrol dan jadi lebih sering senyum dan berbinar-binar walopun deadline di kantor lagi seru-serunya.

Sepertinya sangat dimungkinkan ga peduli seberapa hot dulu kita jatuh cinta ama pasangan kita, pada saat-saat tertentu hati kita bisa melipir ke cerita cinta yang lain dan tetap maintain cerita cinta utama. Jadi bukan berarti ga cinta lagi pada pemeran utama, tapi tiba-tiba aja excitement datang di karenakan kehadiran peran pembantu atau bintang tamu. Dan ga perlu naturally player buat maintain multi loving (sejenis multi tasking) begini.. hihihi

Jadi pada saat kita sudah memantabkan hati buat menentukan pilihan dan melegalisasikan ikatan, harus dengan kesadaran bahwa selebihnya adalah kompromi dan komitmen. Kalo diturutin gak ada abisnya jek… kalo memang ada kuncup kuncup yang numpang mekar di hati, bisa aja di biarin mekar sendiri atau sedikit nakal dengan menatanya dalam rangkaian, mengirimkannya pada pujaan dan membiarkannya layu bersama waktu…

Salut buat mereka yang menjaga hati dan stick to the commitment at all cost… gue pikir itu kenapa merit itu di bilang sebagai salah satu ibadah terbesar.. cause down the way it can get ugly with all variables.. but yet how we deal with it that counts..

(halah berisik banget gue, merit dulu baru komen… )

Mau Selingkuh? Ke Italy ajah...

This afternoon I take the luxury of browsing news website.. Started with BBC .. not too many interesting stories.. Chavez, Obama, all the classic names.. till I found this

Licence to lie for Italian women By Christian Fraser BBC News, Rome Adulterous Italian women can now protect their honour with impunityItaly's highest appeal court has ruled that married Italian women who commit adultery are entitled to lie about it to protect their honour..

< http://news.bbc.co.uk/go/em/fr/-/2/hi/europe/7284134.stm >

The above ruling is taken after hearing the case of a 48-year-old woman, convicted of giving false testimony to police by denying she had lent her mobile phone to her lover.

I was choked by laughter reading this. Sounds interesting hahaha... Let's lie and protect the "Honour" of the family! Seems a good arrangement for those who keen on having affair without wanting taking consequences of losing reputable names... this world is getting weird day by day.. if one decide to do something then let them face the consequences..

So .. for the ladies.. interested to go to Italy ...?Well I guess this will be applicable for the Gents as well.. as the women will cove up evertyhing for them.. sounds like a plan.. hahaha

Thursday, February 28, 2008

Sweeney Todd.. Sick Romantic

Lagi banyak pelem bagus di Kuwait, all Oscar nominee deh judulnya. Pelem-pelem laen juga ada, silk, clover field (eh bener ga sih), trus ada itu spiderwick, entah apa lagi
Semalem gue nonton si gila Johny Deep di sweeney todd. Gue ga tau kalo itu musikal, bukannya apa-apa ga ada terjemahannya kadang gue suka ga nangkep.. hahaha (mau malu).. Setengah pelem pertama, buat gue terlalu lambat dan cenderung bosan. Orang-orang Arab yang sepertinya sama kayak gue pada ninggalin bioskop.
Just about when I start regretting, masuk setengah pelem ke dua menjadi menarik buat gue. Duh gue ga detail anaknya, so gue ga bisa review in detail. Tapi gue amaze ama kemampuan director dan Mas Johny bikin scene yang so sick, painfull and yet romantic and so sad while the world around the actor still busy evolving its daily routine. Gue suka adegan Sweeney lagi picnic dengan muka dingin dan penuh dendam sementara si ceweknya berbunga-bunga menikmati suasana penuh cinta yand ada di pikiran dia sendiri. Dan tentu aja pas adegan penutup dimana Sweeney mati duduk bersimpuh di lantai dengan leher di bersimbah darah persis sama dengan istrinya yang juga mati dengan cara yang sama. Ironis karena ternyata pembalasan dendam dia ke masyarakat dengan bunuhin orang berujung dengan dia membunuh istrinya sendiri yang dia gak kenalin karena di bilang istrinya dah mati dan mukanya agak rusak. Romantic karena dia mati in sorrow and guilt meluk mayat istrinya. So sad karena semua tokoh utama mati atas nama cinta. And so sick of that bloody scene everywhere, specially the idea of having human meat pie, and having all the fresh corps grinded... cooking tips of the day: if you grind the human corps, make sure that you do it well, otherwise customer will not be happy when they found a finger in their pie..
Aslinya gue ga bisa makan abis itu, bagus juga buat diet.. hihihi
My friends who went with me last night hate that movie .. it is not acceptable for him to have all the bloody scene and brutal murder in a very beatiful song (free translation:Sick) and my other friend keep shouting during the movie and she lost apetite as well eventhough she was not having any meal during the day
So thats raise a small question to my self.. how did I see the beauty, the art of that movie and amaze by it? Me=Sick as well? hahaha

Tuesday, February 26, 2008

Ahmadi Festival - Tujuh Belasan Ala Kuwait


Gue sendiri dah lama banget gak dateng ke acara tujuh belasan di Indo. Tapi menurut yang gue liat di tipi plus memory gue waktu kecil, perayaan tujuh belasan belum terevolusi jauh, apalagi yang di daerah. Lapangan, hiburan massal, tempet mejeng pemuda pemudi kampung setempat, joget gratis, layar tancep, tempat rendesvous para mbak-mbak dan mas-mas dengan biaya minimal, ama puas bisa teriak-teriak supporterin orang tanpa di tangkep satpam karena berisik! hihihi

Nah Kuwait tanggal 25 ini merayakan Liberation Day-nya, gue masih kurang referensi masalah ini, tapi seharusnya adalah liberation dari British tapi sebagian bilang itu juga buat ngerayain pembebasan dari Irak tahun 91 dulu. Anyway the whole nation is ready for party!!! Ga tanggung-tanggung liburnya tiga hari! plus week end, so jadilah gue very long week end di negara ini. Mendekati hari H, udah jadi tradisi (padahal ga ada biskuit roma) buat para anak-anak abg lokal terutama yang bukan dari creme de la creme buat nongkrong di tepi jalan dan pengkolan buat nyemprot-nyemprotin foam ke mobil lewat plus orangnya di dalem (apes dah kalo ga kunci pintu mobil). Di beberapa tempat menurut gosip malah sekalian ama pilox... well yang ini dah tergolong vandalisme. So morale of the story, selama libur liberation day ga usah buru-buru cuci mobil, soale bakal kotor mulu! hihihihi Gue sempet agak nyerempet satu abg nekat yang ngehadang di tengah jalan buat nyemprot mobil gue! well ga kenceng lah, tapi mayan berisik pas dia kena hehehe
Nah satu hari di liburan itu, gue ama temen gue sekeluarga Mr Rinaldy & Ms Aela, mengunjungi Ahmadi Festival. (Ahmadi:nama daerah industri tempat kantor gue dan salah satu national oil company berada). Begitu sampai di lokasi, setelah jalan agak jauh, musik arab yang dominan rebana dan sejenis drum langsung membingkai suasana. Gue dateng edisi siang, ga terlalu banyak performancenya. Ada tari pedang, musik rebana, ama panggung anak-anak lengkap dengan teletubbies arab di iringi musik techno (binun kan? teletubbiesnya ajep-ajep bo..!) Selebihnya ada tenda tenda yang isinya foto-foto Kuwait jaman dulu mostly tentang industri perminyakannya yang membawa negeri beduin (suku nomaden padang pasir) dan nelayan ini jadi salah satu negeri terkaya di dunia (yang pasti mata uangnya paling kuat jek! sedih pan.. rekening nambahnya bukan dinar soale). Oya, ada juga bangunan semi permanen yang ngegambarin rumah para beduin ini dulu di gurun pasir. Nah anak kecil ini termasuk penari pedang rebana (halah.. gue ga tau soale namanya apa)
Buat gue performance yang ada biasa ajah, dari sisi budaya dan sejarah minimal lah secara emang negeri ini ga kaya juga dari sisi itu. Tapi yang paling menarik adalah mengamati "crowd" yang ada di lapangan cricket tempat Ahmadi Festival ini. Orang-orangnya terlihat lebih beda sama mereka yang gue suka ketemu di mall, yang ini lebih lepas, lebih berenergi dan kampung dikit. Abg-nya dandan maksimal, make up menor abis, kacamata artis, plus boots bling bling buat yang cewek (sayang ga sempet moto), trus baju junkies and rambut di spike abis buat yang cowok! seru deh! dah berasa paling keren sepenjuru Ahmadi deh pokoknya. hihihi Tapi
tema nasional dress code and accecoriesnya adalah Kuwait national flag, dominan warna merah, ijo dan putih. Niat-niat banget loh mereka. Berikut sedikit cuplikan dokumentasi dengan courtesy dari yang punya kamera, Mr Rinaldi,

Nah ini termasuk penari latar ajep-ajep si teletubbies arab.. hehehe




Aslinye niat bener ini satu keluarga, gue yakin ibunya yang semangat!



Buat para ibu-ibu bisa ngeleseh di mana aja buat piknik atau sekedar gossip sementara anak-anak pada kesenengan joget bareng teletubbies techno. Jarang-jarang kan liat adegan begini hihihihi (berasa ada di salah satu adegan ayat-ayat cinta)

last but not least thank to Keluarga Rinaldy yang dah bawa gue ke acara ini dan ke acara-acara yang laen hehehe..

Monday, February 25, 2008

Credibility

Credibility…

Nungguin excel hang dan pesenan slice fish red chilly plus vegetable gue dari restoran India langganan gue di Ahmadi, gue coba buat nulis tentang judul di atas yang udah ada di kepala gue dari kemaren.

Ngomongin kredibilitas, pertama kali gue tersentak akan pemaknaan kata ini adalah waktu training QHSE 2 (Quality, Health,Safety and Enivironment) di SLB. Di tunjang dengan presenternya yang ganteng dan berwibawa asli Pakistan (hmm ga penting yah kayaknya hahaha). It is said that as leader has to earn their credibility as mandatory thing to earn respect and level up the quality, power and influence as a leader. In the working context, can easily be translated by if you say you would do something, than do it. If you say you will deliver, then ensure it is done.

In daily life, credibility can be simply translated into a fulfillment of those small promises and commitment ie calls, email reply, be on time, promised visits, query replies.. So if you promise a friend to meet somewhere at certain time, mean it and be there. If you escape a conversation and say you will call the person, don’t! Unless you really plan to give them a call. If your friend asking you a favor, don’t commit anything for the sake of politeness or social courtesy unless you’re willing to do it.. Don’t underestimate anyone’s mind by simply thought that this is just a small thing. You will never know how much those un-met commitment affect them, cause there’s no way you know all the stories behind what you see.

Those not met commitment no matter how small it is will get you back someday somehow. Well.. last week I got slapped on my face because of this lack of commitment. I casually promise my friend to get a template of business plan, never know how much this meant to this person, I kept delaying in sending the template. There’s always excuses, works, meetings, deadline, tired, overlook, missed, etc.. but the truth is I don’t prioritize enough and kind of underestimating the need of my friend with the justification that this person will also look for it from somewhere else. It doesn’t matter what the other person does, once you gave them your word, honor it ! You don’t want to be in the same shit of being in other person shoes where you have someone else bailed out from their commitment. Well taking ownership of your commitment doesn’t necessarily mean that you will escape the shit someday, but at least you don’t contribute to that kind shit.. This thing may end up ugly by losing your best friend eventually.. and that will be too much to pay for such a silly negligence don’t you think?

Well… let’s get started..





Almost...

“Nothing Beats the fun of shopping and dining” that’s the opening line of Indonesian online news portal in one of the advertisement articles. That kind of struck me right at my stomach..

What happen is that I have a feeling that I spend too much lately. Nothing new though unfortunately, but when it felt like something is not right (since when spending too much is right dear...) I’d better do something.

So I began with updating my expense report and scrutinize my bills which were not thrown out. Apart from my claims, when I was scanning my own bills, my stomach again pinched. I always assume that I spend fair of amount in each month. Or at least compensate major disbursement with lower spending at the following month. But seems that is not happening. Dresses, Accessories, Shoes, Any other type of clothes, Gifts, Bedding, kitchen stuff, cutlery, dishes, home decoration, flexes, shawl, dining, you name it! Those are all right, some of them are even claimable, but my buying pattern is the worry.

Week by week every month.. that’s scary! I remember in one of TV talk show, people who don’t have any spending plan, who just bought what they like are the most likely who got into deep financial mess!!! Gosh… and I see my self when I went through the dates of the bills.. There’s always excuses.. need.. wants… Yes, I haven’t reached that level of exclusive brand addict, but I just found out that avoiding single major amount is how I justify my spending habit. Doesn’t feel right if I come home with empty handed from whatever place which sells goods! Sick! The urge to buy is something beyond the consciousness lately … hate to say it, but I am after the sensation of having new stuff. Even though I consciously watch my self not to reach the stage where I would have un open shopping bags for days or weeks.. that will be a final terminal sign of this disease !

Damn… My name is Alina and I’m that close to shopaholic.. I AM NOT THERE YET!

Btw, today I visited one of other Indonesian fellow house for a serious feast by the beach located out of town. In addition to the fact that the house was more to a resort where you can just open your common room towards the garden by unpolluted beach, the house is very intelligently decorated. This week theme is Arabic I suppose, lots of Syrian, Morrocan, Jordan, Kuwait and Indian antiques, wall hanging, comfortable and nice carpets are blended into a perfect harmony. And my blood has that pulse urging for hunting that antiques… help…………………… (hmm I might need to check with personnel for second year utilities allowance hahaha)


Monday, February 18, 2008

Hang...!

Dah gue niatin buat mulai malam-malam panjang bersama ribuan line excel sheet sebagai ritual tahunan...
Dan malam ini setelah pikiran ter-refresh baca-baca blog and liat poto-poto yang ada di situ, semangat 45 gue terpaksa patah setelah excel gue hang mulu ... menyebalkan!! *minjem istilahnya temen gue yang anggun jelita tapi ganas Ms Tunggono, "Keparat!" hahaha

hmm sebagai produk sampingan tadi gue kesampaian juga nulis tentang palentin di negri kuwait ini, sayang banget gue lupa copy .. itu tulisan di maksudkan sebagai komen di salah satu blog favorit gue.. hmm sepertinya gue bakal usaha minta copy comment gue deh secara sepertinya itu komen ga pas juga buat postingan reportase begitu (guenya berlebih! hehehe). . atau kalo gue punya energy gue rangkum lagi deh

ok cukup sekian pulang dulu ahhhh

Pergi Juga Deh….



Hmm malem ini pergi juga deh sahabat gue.. hidup ala kumpeni gue emang menyebalkan at this stage, people come and go.. sering banget pada saat kita mulai settle down, dah ketemu sahabat, circle of comfort, ga usah khawatir keliatan bengep, ga usah pake alis (oh itu concern gue doang yah hahaha), yang loe ga harus ngomong tapi loe tetep nyaman tanpa kata-kata, ngawal gue belanja, nyobain resto baru, nemenin milih seprai, ngajarin shisha, ngabisin isi kulkas gue, dengerin frustasi gue tentang bos ato setap gue, marah-marahin gue kalo lagi ga bener, etc . Halah …

Sebagai manusia yang bertanggung jawab pada pilihannya, ya sudah mari kita hadapi. It’s another day, another turn over, people stays at our heart at certain pages, then each of us move on with another pages, whether the same names occur on the upcoming pages, that’s what we call destiny. Selebihnya kita di pertemukan untuk saling menghantarkan pada tikungan-tikungan selanjutnya , mendampingi, memberi hikmah, tak selalu indah, but things happen for a purpose. (basi yah.. hahaha but this true)

Hmm jadi dejavu pas gue ninggalin Balikpapan, mundur lebih jauh lagi pas gue ninggalin Indo pertama kalinya buat ikut Bokap ke negeri Ayat-ayat Cinta jaman SMP, trus hijrah ke Jakarta dari kota kelahiran gue setelah pulang dari tiga tahun perkenalan pertama gue dengan middle east, trus ninggalin metropolitan penuh kemacetan dan itc ke Balikpapan.. hmm…. Banyak juga chapternya .. Padahal in a way gue pikir hidup gue cukup flat and safe. It’s not that much may be, but at least for me It’s such a valuable and rich journey.. Alhamdulillah..

Btw, konsentrasi gue pecah nulis ini gara-gara liat Adam Sandler yang sumpeh lucu mampus di Saturday Night Life.. I always think that he’s not that interesting until tonight.. He’s so funny .. !!!! tampang bloonnya dengan eksplorasi aksen dan kostum it’s absolutely Hillarious!!!

*wah epilog nya ga nyambung hehehehe

Thanks for being such a good friend.. take care, I’ll see you..baek-baek ya…
Wish u love, joy and happiness all the way.. dunia akhirat … amen…

Malem Palentine 2008,



Sebenernya gue bukan penganut kepercayaan kepada Hari Valentine. Terakhir gue inget yang emang gue dengan penuh kesadaran ngerayain, itu jaman gue SMP kelas 1!

So.. kalau Valentine 2008 ini gue keluar buat acara dinner, semata-mata emang cari hiburan dan hang out ama temen-temen aja. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Hilton yang deket rumah gue ngadain live music, full band! Ini adalah hal yang langka di Kuwait. Gue yang sempet mau nekat ke Bahrain Cuma buat nongkrong dengerin live music, lumayan terhibur lah semalam itu. Band Philipino yang siangnya para personil sibuk jadi perawat, arsitek, admin, etc. Mayan lah... en lebih seru lagi, setelah temen gue yang hobby networking langsung kenalan ama pemaennya. Jadwal musical play di Maret and another performance in April , we will be on the invitation list. Nothing to compare Bjork concert recently in Jakarta, or Dubai Jazz festival lah .. hahaha

Well, benernya sih hidup di sini gila juga kalo ada aksesnya.. selaen under ground party dari yacht ke yacht yang too much buat gue yang konserpatip (standar gue sendiri) , ternyata ga jauh dari rumah ada basement apartment yang muat ratusan orang buat rave party every week. Hmm.. belum abis excitement gue, temen inform kalo dah dua kali dia attend another private party lengkap dengan great full live music performance, dan ada dance performance yang menurut beliau sangat artistic exotic. Nah sepertinya naluri penikmat seni gue tergelitik, I love those kind of performances… harus overcome kemalesan gue buat stay di close circle dan berasimilasi dengan ceruk ceruk komunitas di sekitar.. Ih paragraph ini sepertinya agak misleading seolah gue demen banget parte hehehe

Yeahhh.. jadi inget rekonsiliasi angka-angka yang numpuk belum kelar ….. Hweksss...!

Friday, February 08, 2008

Told Yaa...

Hey.. told you.. it will never be easy..!
Been there, done that, so many times that I don't even want to go near it
But it keep pulling me closer..
Make me believe that it's all right.. another game.. another night.. another fun..
Seize the day!
It should have been a lovely week get away
Honest smile, thank you and hasta la vista..
It is like that ..
Except that creepy hollow over shadow the days...
And here I am , cursing in everything I met for such a foolish and careless act
Reconstructing broken soul, of not being intimidated .. of empty seat and silenced sounds

told you.. it will never be easy!

Lost...

If you lost someone, which one worse, the feeling of losing that respective person or the feeling of doesn’t want to be taken from current comfort zone? Do we tend to hang on to something or someone more to the purpose of maintaining status quo or whatever attribute we’d like to attach to our being?

Now if you lost your company, for whatever reason, and you found yourself drowned into sorrow, hollowness and all that miserable kind of feeling. Which one more matter, the loss value of the other’s existence or the fact that you cry over yourself of being shaken from your comfort zone and secured lines???

That thought that we might potentially cry over our selfishness is kind of frightening and sad…

Friday, January 04, 2008

Peringatan Tanggal-tanggal

Sebenarnya tulisan ini ingin di rangkai beberapa waktu lalu, tapi seperti biasa interupsi selalu muncul dan kadang saya tak cukup punya kemauan untuk "doing the extra mile" buat tetep nulis selagi anget.
Ini tentang peringatan tanggal-tanggal. Dalam bersosialisasi dan memelihara hubungan, kita sering mengagendakan hal ini. Tanggal pernikahan, hari "jadian", hari pahlawan, kemerdekaan, dan yang paling sering adalah Hari Ultah.
Sudah lama saya mengidentifikasi 'kelemahan' diri yang kadang cukup membuat resah orang sekitar, yaitu kekurangmampuan saya mengingat tanggal. Untuk peringatan apa saja, terutama ya itu tadi yang paling sering, tanggal ulang tahun. Kadang memang tidak ada slot sama sekali di kepala, atau kadang sudah tersimpan di bawah sadar tapi ingatnya gak pas dengan hari H. Dari di diemin pacar (di kala itu), di maki sahabat, di omongin di belakang, atau sekedar helaan napas panjang dan tatapan kecewa teman-teman. Saking parahnya ultah ortu dan kakak yang sangat unik, kebetulan Papa,kakak dan ponakan ultah di hari yang sama), tahun 2007 kemaren terlewat begitu saja. Ingatan datang pada hari ke tiga dan satu hari sebelum hari H!
Sungguh saya setuju dengan argumen salah satu sahabat bahwa atensi dan usaha untuk mengingat tanggal tanggal ini adalah bentuk perhatian. Tapi sungguh bukan saya tidak peduli pada mereka yang saya terlupa tanggal lahirnya. Tidak mungkin kan saya tidak peduli pada keluarga inti atau pacar sendiri?! lalu kenapa ya..?
Karena saya merasa gagal dan mengecewakan orang-orang, di awal tahun baru ini saya berpikir agak serius mengenai hal ini. Salah satu hasil kontemplasi saya adalah, mungkin karena buat saya hari ulang tahun adalah seperti hari hari biasa dengan warna yang sedikit berbeda. Terus terang saya masih belum berhasil melihat korelasi antara tanggal kita di lahirkan dengan ucapan selamat, kado dan pesta selain memang kita memang mencari kesempatan membuat perayaan dan merasa di istimewakan barang sehari. Toh sebenarnya umur kita yang berkurang setahun. Hal yang paling penting dari tanggal bersejarah ini adalah mengenang dan menyerapi perjuangan ibunda yang meregang nyawa untuk melantarkan kita pada dunia fana ini. Sebuah hal magis yang luar biasa dalam setiap kehidupan seorang ibu yang bisa menjamin surga. Dan bisa kita perdalam dengan peran setiap jiwa yang bersentuhan dengan cerita kita dan menjadi simpul simpul perjalanan kedewasaan jiwa kita dan pada akhirnya menganalisa kita sampai dimana.
Memang menyenangkan mendapat perhatian, kado, sukur dapat Doa. Ini sama saja dengan tiap negara yang menskedulkan berbagai macam hari peringatan yang pada akhirnya adalah melegalkan hari libur nasional untuk senang-senang. Mungkin saya harus bisa lebih berkompromi dengan ritual sosial, mengagendakan perhatian,menyenangkan orang dengan hadiah dan Doa pada saat-saat yang di sepakati secara jamaah. Karena mungkin orang jengah untuk melakukannya kalau tidak ada dalam jadwal.
Sumpah, saya senang banget kalau dapet kado,perhatian,pesta dan doa .. kapan saja termasuk hari ulang tahun saya.. hehehehe
Buat segenap keluarga, sahabat, mantan pacar, dan mereka yang kebetulan sudah mengamanahkan tanggal bersejarah mereka tapi tak mendapat perlakuan semestinya. Saya dengan ini meminta maaf sedalam-dalamnya dan perkenankan saya mendoakan kalian akan hal-hal yang terbaik sebelum masa kita menjadi senja. Segenap kebahagiaan, kecukupan jiwa dan akhir masa yang sebaik-baiknya. Amin...
I love u all.. I do..

Thursday, January 03, 2008

Liris Semalam

(Dalam satu ruas menjelang maya meninggalkan nyata)

Aku ingin menjelma Gangga
Meruang bejana fana
Mengalir bersenyawa dengan yang katanya nyata

Biar luruh semua tanya
Lebur nyawa dalam udara luka

Kupasrahkan segenap air mata
Lelah ke kejar tanya pada dunia....

AKU INGIN MENJELMA GANGGA!!!

*pokoke akhirnya 'a' :-)

Thanks buat Kritikus Sastra Kal Tim, bapak Mgr Produksi Tribun Kaltim

Tuesday, December 25, 2007

Dearest Staff...

Documentation...
As a summary for our discussion yesterday and as a ground to move forward, the following are the highlighted points

Hard work in some period can not be compensated with inefficiency in the following period which cause the Objectives or Main task are not met. Extra hours are expected in some season as per the requirement on top of the routine work load

To be a Good Performer, the minimum expected is the ability to meet the objectives along with the consistent performance, initiatives and disciplines to get task done timely and incorporate the sense of urgency

Time Management plays very important role in keeping the Consistent Performance and not compromising the quality of work and working environment ethics

Less Supervisory on Consistent Good Performance is one of the critical qualification of being a Good Performer

Being demotivated of one thing can not be used to justify the inability to keep consistent performance

Demotivation Factor has to be dealt within the system and procedures

Employee Manual and Personnel Department are there for employee to refer to for any personnel matter.
Point taken that you're being demotivated because you're under Grade, I am looking into it even before you communicated it to me, but this has to be dealt within the system and procedures as explained for the performance appraisal cycle which time line will come from the personnel department. But inconsistent performance for whatever reasons are not acceptable for me. One of the maturity side that I expect from you is to be able to put forward the tasks, get it done timely and deal with your demotivation factors in parallel process without compromising the level of performance.
I need you to focus in Processing and I want to see more initiatives and higher sense of belonging to get things done timely, enhance your skill and knowledge for the respective process while managing the ad hoc projects. I would have expected you to prepare various schedules needed for the fiscal processing which can be done besides the System processing.This schedules are including but not limited to Collection Database, bla bla bla bla etc Guidance for these has been sent to you in Notes on Account Processing and Compliance Check List, and you can always refer to me for any unclear processes.
Understand that correct accounting processing need to be initiated at the source, we should approach Mgt team more in the following period, but by end of the day Our Department is the Last Guard of the accuracy and reduce the potential exposures of the accounts submitted in the Declaration who need to take full responsibility on given input on the GL accounts. Gradual improvement on the input quality should be on going process that we need to work on.
Please clarify whatever assumption in relation with work to ensure that we are on the same page
Please capitalize on your good qualification that you've proven during the fiscal account processing Y2006 and during the inspection. As I mentioned several time, you have the potential to excel as Fiscal Accountant
I will work on your Grade increase, but I can not stress more that the above factors are critical for my team. Please go through the above, think it over and I don't intend to have this email as a start for never ending discussion.
Regards

Monday, December 17, 2007

Till we meet again

One of closest dearest told me ones after some time I move to my new location, “Why is it so hard to get hold of you now? One drop of a line won’t be too much hassle. I know where this is going to lead to! That suddenly we’ve become stranger and when we finally meet again it will never be the same and we could be just talking about the weather!!!”

When I heard that, I strongly feel that statement was exaggerating. People do move on, busy with their own life and old friends will be there having their own space and shall cross the road again whenever the destiny take us. Once we came across, having fun for a while, exchanging some news which might not be very personal, share some nostalgic memories, laugh, wave our hands and continue to walk on each path. A small number of people will be remain there in our soul and will be greet with the same intensity as it used to whenever there’s a chance or we do create the opportunity to meet whenever our soul is craving to.

Seems that I am not good in all of this, I easily move to my shell and alienated my self from the world no matter what. I tend to assume that things are going steady without maintenance and effort. The truth is I loss a lot! I don’t know how truth it is about Karma, but I got the chance to taste it too to be on the other side. When you expect someone to care, but then what expected are never there for whatever reasons. Then I guess I do know how it feels like to be abandoned.

May be I am mixing things up, but it is true I should’ve done more to preserve the joy of having lots of best people around and reduce some space for my self. Without even know it, we end up losing people. True that new people come up, and life is keep changing, but is that life is all about?? Dedicated to changes, move on with everything and embrace the fact that people will come on go. Then when one of your closest start drifting away with the new life, just let go and accept that as a routine and just move on with your own life … I guess…

All my love for those who fulfilled my days and my soul once upon a time, by end of the day most people are end up alone in one way or another, we just need to have the faith and move on… and I am sorry for not being there so many times for each of you in every important part of your life, but I do wish that you are all well in every way my dearest friends…

Friday, December 14, 2007

One Night in Miraje..

First Indonesian Culinary Dinner at Miraje No 2...
Candle Night..

Chocolatier... yummyyyy....






Beverage Corner on Batik Shawl



Toples, Siapa bilang harus penuh...






My Favorite Lamp side by side by Javanese Tea




Wednesday, December 05, 2007

Konsep Rejeki

Tiba-tiba gue pengen ngomong soal konsep rejeki.. Ngomongin rejeki secara natural harafiah biasanya langsung di terjemahkan ke materi. Sampai berapa hari lalu gue tetep ga bisa ngerti kenapa kalo ibu-ibu kumpul harus banget explain jabatan suami, grade ampai gaji! Baru aja week end lalu gue dengan semangat idealisme segolongan wanita menyatakan kegelian gue atas perilaku ini ke beberapa temen gue yang notabene hidup dalam lingkungan itu. Dengan berapi-api gue langsung emosi komentar how rude a person who just met us asking how much is the husband’s salary. Di titik ini sepertinya gue agak gegar budaya dan memutuskan untuk tidak bisa menganggap hal itu sebagai suatu hal yang wajar bagi seseorang untuk mengidentifikasi diri dengan ‘kelas’nya atau pun jalan untuk mempertegas eksistensi diri.

Barusan gue jalan ama temen gue yang lain yang lumayan aktif kehidupan sosialnya di seantero negara rantau ini. Dan ternyata masalah gaji menggaji ini bener-bener sudah menjadi bagian dari pembicaraan standar. Tidak ada sepertinya yang merasa tersinggung atau risih lagi. Ada dua pilihan untuk bertanya, secara vulgar pada hari pertama kenalan, atau pada saat membahas kerjaan suami pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Yang kedua sepertinya sekedar memastikan kekuatan pasar.

Dari obrolan-obrolan di atas lah, gue dapet tuh range gaji para suami beliau-beliau ini. Untuk tataran atas management di mulai dari manager jumlahnya bikin gue terdiam sesaat. That’s a lot lot of money for a month with every basic facilities covered! It’s even much higher than the monthly take home pay of the first man of my company in town! Akhirnya gue bisa ngerti kenapa tas seharga uang pangkal kuliah swasta jadi koleksi standar.hehehe

Temen gue dengan culunnya bilang, “loe kan masih ada kesempatan tuh, cari suami yang begitu aja, ayo!” Dan gue dengan sok polosnya jawab,”Yang penting gue bahagia aja deh, mau duit berapa juga bisa berasa kurang mulu”. Ciehhh… geli sendiri gue dengernya!hahaha

Tapi setelah itu secara lebih serius gue berpikir mengenai ‘rejeki’. Gue inget kata-kata kakak gue yang abis pulang pengajian waktu gue cuti bulan lalu.”Tiap orang itu sudah di jamin rejekinya, tapi orang sering salah kaprah menterjemahkan rejeki. Rejeki juga bisa di artikan sebagai fasilitas untuk beribadah.Ini bisa dalam bentuk materi, tenaga, pikiran,ilmu,doa,pertolongan orang,pahala, etc” Betul kita harus termotivasi untuk maju setiap harinya, tapi terintimidasi oleh rejeki orang lain gue pikir lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya yah. Sengsara juga kan kalo tiap hari kita berasa kurang dan kurang regardless apa yang kita dapat hehehehe

Menjelang sampai rumah, temen gue tadi bilang “ Ibu ini bagus banget rejekinya, tiap kali dateng ke rumah pas gue masak, pas gue mau jalan, etc”. Gue jadi seperti langsung di kasih tambahan contoh soal, malam ini gue memang ngerasa seneng bener ketemu soto enak, temen ngobrol enak, godain anaknya yang lucu, di tutup ama jalan-jalan dan nemu baju winter murah meriah lagi!plus aksesoris India yang nyentrik .. halah belanja lagi judulnya! Tapi intinya hal-hal yang tadi gue sebutin tadi bikin gue ngerasa cukup, dan semoga berlanjut ke ibadah dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat, setidaknya menjaga tali silaturahmi lah. Mungkin kalau di rangkum dalam satu kalimat, “Alhamdulillah gue cukup mampu bayar taksi untuk silaturahmi dan di beri kemampuan untuk berdiskusi tentang program kegiatan organisasi yang bertujuan memberi manfaat buat semua temen-temen”

Dan satu lagi, harusnya gue cukup mampu buat ga Su’udzon dengan mereka yang akrab membicarakan gaji, jabatan ataupun grade, mungkin buat mereka itu sama aja dengan gue ngebahas ama temen-temen yg lumayan deket sesama perantau di perusahaan gue berapa pasaran gaji buat posisi dan grade tertentu termasuk ngebuka dapur masing-masing dengan tujuan supaya kita gak di rugikan oleh oknum oknum menyebalkan yang kadang punya hobby aneh untuk meminimalkan pengeluaran perusahaan semaksimal mungkin dengan segala cara walaupun budget standar sudah ada. (lah curhat ….)

Monday, December 03, 2007

My First… Inspection



Finally I got a chance to meet face to face with local authority Inspector. One of the small legal entities prefers to have the Company representative presence instead of just dealing with the Advisor. I was kind of excited and a curious wondering how this will goes.

The inspection takes place at our Advisor office at the city. And yes we were late, luckily the traffic can always to be blamed. There were four of us, my self, my staff, the advisor and the inspector. And one thing to be stressed is that three of them are male Egyptian. And to make it more fun, the inspector doesn’t speak English!!

Three hours last with only half of the time discussing the business. The rest of times, it was like variety talk show. They were gossiping about how low class is the previous inspector who happen to be Kuwaiti Bedouin, the first love of the inspector, his hobby for fishing, and so many other stuff which were not translated to the poor me who look like slightly better than the files. Just being in the room almost useless and lost in the Arabic Chat! Hahaha. One strong turkish coffee and arabic tea were my center of my attention when i was lost in translation

This inspector is known as one of the best inspector in Kuwait, and he even admit that he is the best Egyptian tax inspector back in year 2004. But yet he missed the most basic check of the revenue cycle and he even proudly state that he against those procedures. Hmm.. good for me!hahaha

One other note besides the above is that these Egyptian fellows amaze me. My staff and the Advisor can talk long and (sounds) detail of the business of the company inspected, throw various assumption on the expenses with very convincing gesture and face expression. What they know in few simple sentences just before the meeting can be translated into pages of argument! I guess it’s just in the blood. And amazingly the inspector buy that.
I guess I have to re-consider my harsh action plan to my staff by end of the year, he proved him self to be quite useful during the inspection process.

Malam di Tanah Kusir Di Kala Cuti




Wah sepertinya baru kali ini gue ngerasa buntu bener cuti di Jakarta!Susah payah gue menenangkan hasrat jalan gue. Temen-temen jalan gue kebetulan lagi pada gak ada di Jakarta atau lagi sibuk ama kerjaan. Sementara temen temen imuters (gank kuliah dulu), harus membagi waktu dengan bijaksana untuk keluarga.

Sumpeh aslinye gue bosaaannnnnnnnnnnnn!Tapi gue juga sih yang kurang proaktif kontak dengan temen-temen yang laen. Well gue juga yang sok rewel males kontak temen-temen yang dah lama ga kontak walopun dulu mayan deket. (jelek banget gue maintain temen lama!!)

Ya sudah, anyway gue punya utang moral banyak ama buku buku gue yang malang. Choice malam ini: Revolusi IQ/EQ/SQ (gue beli brp tahun lalu gak tamat-tamat juga); Kucari Pendamping yang Setia (di kasih Ilan tadi siang, ringan, lucu dan bikin kaget kadang); Talk to anyone-nya Larry King (yang ini napsu banget gue pengen namatin, duniawi banget yah gue prioritasnya!)

Jadi inget salah satu bukunya Paulo Coelho, lupa judulnya, dimana tokoh utamanya mengkritik temannya, sang wartawan yang membanggakan koleksi perpustakaannya. Karena buatnya buku, terutama yang sudah di baca akan lebih bermanfaat apabila bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Dan kita harusnya cukup percaya diri bahwa apa yang sudah kita baca akan terus menjadi bagian dari diri kita dan tak akan hilang.

Ok, better start to read then…

Jogja, November 2007



Gue hampir seminggu di Jogja, sengaja ga kemana-mana (hampir) karena pengen nemenin bokap. Sangat di sayangkan dua buku yang gue bawa gak abis juga bacanya. Bawaan pemalas gue bikin gue lebih sibuk melototin tivi atau chatting kalau lagi senggang.

Di sela-sela nemenin bokap dan episode kemalasan gue, sempet juga gue ketemu ama beberapa temen lama and keluarganya. Plus kunjungan dua kali ke Desa Kasongan yang menyenangkan.

Di Kasongan ini gue kalap ngeliat lukisan massal yang lagi nge-trend di seluruh penjuru desa. Ini lukisan cat minyak beneran dengan gaya kontemporer dan abstrak yang lucu-lucu dari ukuran A3 sampai yang bisa menuhin dinding. Lukisan ini sudah sangat pantas buat ngisi apartment, real estate, kamar-kamar hotel,resto, café. Dan harganya sangat menyenangkan, dari 150-400 ribu untuk ukuran yang bisa menuhin dinding. Terus ada juga lukisan dan sketsa wayang kecil kecil dari warna hitam putih sampai warna pastel dengan harga dari 30-100 rebu untuk ukuran A4-A3. Tapi ada juga lukisan edisi yang lebih serius dengan harga jadi 1-2 juta ( banderol harga sih 4-5 juta), dimana menurut gue ini lukisan cukup bagus untuk harga segitu.Hidup seniman komersial!salah satu yang punya toko mengaku abis menyelesaikan 2000 lukisan ukuran 60*80 dalam waktu dua minggu aja buat di kirim ke Italy!! (gambar sama semua, entah gimana cara buatnya!)

Belum lagi segala macam pernak-pernik interior rumah dari lampu duduk, guci pakai lampu, lukisan pakai lampu, guci-guci hias, dan serba kayu dari pigura antic sampai furniture lengkap kondisi siap ekspor. Sayang banget gue ketinggalan kameranya.

Kadang gue gak enak hati juga, kok sepertinya gairah hidup gue gak jaduh dari aktivitas belanja. Sounds so shallow sometimes.. hahaha

Ekspektasi

Memanage Ekspektasi

Sekalipun terdengar cliché, tapi dua kata itu yang terus berkelebat di kepala gue akhir akhir ini. Ekspektasi kadang bikin kita repot, karena kita sering menjadi kecewa saat ekspektasi kita tidak terealisasi. Gue jadi inget kata “pamrih”, kok jadi mirip yah aplikasinya.

Kalau saja kita tidak punya ekspektasi, pasti kondisi emosional lebih tertata. Tapi mungkin hidup jadi tidak “hidup” karena semua lantas jadi datar dan membosankan. Begitu kita membiarkan diri untuk menciptakan tataran pengharapan, kita mengambil resiko untuk kecewa. Dan kadang adakalanya kita sudah lelah untuk kecewa.

Take risk, take your choice, that’s life is all about…

Sunday, November 04, 2007

By End of The Day...

I had a bad news couple days back. My father slipped and fell down on his back. It was awfull.And only after three days, he went to hospital to get X-ray due to the continous pain. And only after that the news reach his daughter!!! Gosh..



There was a fracture on one of the spines. He need to be hospitalized but as expected he refused. Planned to go for second opinion to his neurosurgeon and internist, this afternoon I was completely break down when I had that sms saying that my fathe was taken to Emergency due to his sudden inability to communicate. It was kind of stroke sympthoms!My heart was sunk and there I just lost it.. I was choked in my tears when I called my sister.



I am not used to be that emotional, I used to be experienced that emotional state much later on when things are in control or over. That's applied to everything, including the time when my mom got really sick and lost her...



It just really struck me that eventually u have nothing but your own.. looking at my father seriously sick like that,but all his daughter is away. My eldest sister husband's is out of town, so she can't come right away.My second sister happen to be out for field duty. And here I am far far away...Off course we're trying to be there as soon as we got the news.. but the thing is sometimes even your family can't be there for u the time u most need them. Not because they don't want to or anything.It's just when life and destiny taking over, each of human being will be busy with their own. Need to adjust and time to reallign everything when things suddenly come up.

Main point.. by end of the day.. u can be alone.. literally alone and got alienated from other lives for those who used to be your life focus... U will be lucky enough if u have your spouse to be with you to live the days when things got their own rhythm but that will not always be the case.. not to mention if u happen to have pain during those days

Emm this makes me more determine ... not to end up going old alone hehehe well need to take chances right ... eventhough we'll never know how we're going to live our old life and what's gonna happen

But I feel very sad now... My father... hopes to hear the good news tomorrow of his health.. amen...

dear u

its not easy to be back on square one...
sometimes i wonder, how can I survive this over and over again...

take care there dear.. will miss your baked salmon and sauted sausages with all the mushroom and onion!!! keep it up.. master the Thai dish for a change!

Monday, October 22, 2007

Flowing Cost

Here I am, in the coffee shop at Kuwait airport (again). Seems that this place is the only place left for me to be able to write my blog. But my blog writing spirit significantly negatively affected after I open the attachment of my personal calls deduction this month!! Hell of cost!!

Well talking about cost, actually I am doing all right for the past few months... emm longer than that actually. I meant no unnecessary spending other than the intentionally shopping hehehe

What happen this past few days make me wonder, something must have gone wrong somewhere somehow. Started with the limited reimbursement amount of my driving training and all the related cost to get my driving license. Well I was planning to get my driving license without paying under table money, that’s why I push my self to master that silly parking and “letter S” reversed. Also to refresh my minimum driving experience after 6 months not behind the wheel. I remembered exactly that my office first manager was saying that company will help me for the training until I feel comfortable. Apparently, there’s a limit to it. My legal cost (not including under table money that eventually I have to disbursed after failing two times!) was three times higher than the limit due to three times taking the test plus the hours that I spent on driving training. While on top of that I have to spent bloody extra money to get me that famous driving license!! (This is equal to one and a half my legal cost)

Not yet recovered from my grief over the above, the following day I lost my red mobile phone when I was at the bank withdrawing money. Not sure how it happened, but it happened! And when I pass by my boss office, he gave me shit for me losing my mobile, he directly giving the news that company will not replace any mobile loss for negligence like that and not to mention that he was upset of not being able to contact me since morning.

Going back to my office rushing to finish everything before I left for this short vacation, plus still have to deal with my upset staff for me giving him left and right yesterday of being not focusing at work. I had a nice surprise of my land line detail bill and a sweet notes saying, “ Please highlight all personal calls (if any) and return to me asap”. Gosh! I thought they will never give me the bill and charge me! Hahaha this is the first time though after 8 months being here! Then as expected, that print out soon to be covered in my pink stabilos with all my personal calls to Indonesia! I don’t even have the guts to calculate the amount!

I thought this cost hammering is ended already, until I open the attachment of my personal calls from my mobile which break the record of all time! But for this one, I think there is potentially a mistake. I don’t recall that I ever use that much… We’ll found out when I get back though..

Calls … calls… calls… and soon this will be shooting even more high starting November I guess.. I’d better set my account in yahoo or skype soon.. Oopps boarding already …

Saturday, September 15, 2007

My Driving Trainer

This is the story of my driving trainer, middle Age Arabic man, Syrian to be precise. This guy, with moderate English in disdhasa (long white rope-traditional Arab men wears), has been a good trainer all the way. He managed to teach me to park in the most difficult way that I’ve never imagined can do.

At the first week, on the way home we met his brother who is also the driving trainer at one traffic light. Then he said that he has three brothers in Kuwait. Responsively I asked, ‘How many brothers and sisters you have?’ To my surprise, he looked hesitance to answer for couple minutes before finally answering, “I have eleven… brother”. Wooww I said, then he continued,”.. And 14 sisters..!” and he giggled happily. What a big family! And I learned that he has 25 siblings with three mothers. Yup, classic polygamy in Middle East country.

When I asked how many kids he has, he smiled again before answering. I for got how many exactly, but for sure it’s more than 10, even though less than 20.And off course from more than one wife. At that time he said he has two wives in Syria. But that story soon to be revised in the following week, when he admitted that actually he has three wives! The first one is at 40, second one at 31, and last one is merely young women at 21! I guess he has the policy of getting marry each decade!hahahaha

The thing is he still wants to get marry for the fourth time as he still has the quota to do that as a Muslim. What a classic and nice statement. This is because all the three wives lives far away in Syria, while he’s alone busy making money in Kuwait. He rarely sees them, like two months in a year. This leaves him lonely and abandoned during the rest of ten months. With a very nice smile and giggle he said he is to find nice young lady to be his companion in Kuwait, someone below 20 may be. Not sure whether he’s joking or not though about the age, but he seems pretty determine to get a new wife.

I guess the culture has played significantly in how he runs his life and values stuff. Grew up in a big polygamy family, that’s the values that planted in his head. Culture blessing, partial understanding of the verses of Holy Qur’an , and the availability of women for Polygamy give him no reason to see why shouldn’t he go for the joy of Polygamy

For me, I just do not understand how then he would provide sufficient education for the children. School and day to day education at home for all the conduct, manner, emotional quotient, and spiritual life. After all he is the Father, who has to contribute enough in every step all the way of his children. But it seems that a father role has been narrowed to be a bread winner, and the right of sexual harvest of his wives. A bit too sarcastic I know..

After all nobody is perfect right, I might object the way he value marriage, but I really honor him in some other important stuff. He’s such a hard worker, punctual, and very committed to his student both for the session quality and time. He will never corrupt the time of a session for example.

Different portrait, different route, different way, different life … Which are yours?






Saturday, September 08, 2007

INDONESIAN DAY 2007,KUWAIT

INDONESIAN DAY

Hari ini cukup menyenangkan dan menarik. Di mulai dengan sesi driving course yang menyenangkan di pagi hari, dan di lanjutkan kunjungan ke Indonesian Day di siang harinya.

Nah, di sini gue pengen mencoba merekam dan menterjemahkan keterhiburan gue selama ada di Indonesian Day yang di selenggarakan KBRI. Acara ini rutin setahun sekali, dengan spirit peringatan Hari Kemerdekaan, di tujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Kuwait.

Acaranya sendiri khas hiburan KBRI lah, dari seremonial pagi, cabaret, tari-tarian, band, bazaar makananan yang muahalnya minta ampun, dan yang paling di tunggu-tunggu, DANGDUTAN Nyukkk!!!

Indonesian Day di mulai dari menjelang makan siang sampai menjelang tengah malam. (pusing gak sih ..) Gue dateng jam 3.30 pm, di sambut dengan balon-balon, sekuriti dan mobil polisi (gue juga bingung riots apa yang mungkin terjadi dari massa yang dominant wanita). Di pintu masuk, ada banner gede Western Union yang jadi sponsor utama acara hari ini. Ini bikin gue inget film Jablai-nya Titi Kamal. Dan begitu gue masuk, ternyata buanyak banget yang dateng ampe senggol-senggolan.

Beberapa menit kemudian gue dah ikut berdesak-desakan di stand …Makanan!(nggak surprise banget deh begitu dateng langsung ke stand makanan). As expected, variasi nya emang lumayan. Dari menu wajib, bakso dan sate, ada juga lontong sayur, soto, pecel, segala jenis es buah, botok, makanan jawa timuran, rendang, kerupuk dan segala jajan pasar. Tapi entah mengapa, gue nggak terlalu terintimidasi, mungkin karena dah makan siang sebelumnya (plis deh). Tapi nggak mungkin dunk nggak beli! So, gue end up dengan sate sapi dan bawa pulang pempek, batagor, kacang bawang dan kerupuk. Sayang, mungkin karena masaknya dah lama jadi rasanya nggak ada yang nendang. Gue jamin itu ibu-ibu yang jualan pada kaya raya deh abis bazaar. Muahalnya ampun!bahkan kalo di compare dengan standar harga makanan local. Sebagai ilustrasi, empat potong batagor di hargai sekitar 50 ribu rupiah, satu botol selai kacang bawang 30 ribu, pokoknya segala macam snack 1KD rata-rata (32-35 ribu rupiah). Termasuk tiga batang pete di hargai 1 KD juga! Bukannya apa-apa, soalnya 1KD dah lumayan buat sarapan yang cukup pantas. Well, iya gue tau, ketimbang kita harus Indonesia sendiri biaya tiketnya berapa! Hahaha

Nah selepas dari pasar senggol makanan, gue beralih ke aula utama yang penuh sesak ama orang. Ini dia bagian paling seru!Gue terkaget-kaget mengamati orang-orang yang dateng. Sumpah aneh-aneh! Gue tau para TKW itu suka berlebih kalo ada acara, tapi aslinye gue baru ngeliat sendiri kali ini. Ada beberapa aliran sih kalo di perhatikan lebih detil.

Pertama, mereka yang berasa artis dangdut er-te setempat. Aslinye dari legging ketat, boots, baju jala-jala, baret berpayet, tank top atau other kind of top yang bikin dada ‘tumpeh rueh’, aksesoris yang keliatan di liat dari 100m, pokoknya pakem kostum dangdut keliling di patuhi secara kaffah!hehehe Asyik bergunjing tentang majikan mereka, dengan ekspresi dan ketawa centil yang khas. Gue jadi mikir, selama ini kita prihatin ama tingkat abuse, dan pemerkosaan kepada para pahlawan devisa kita. Tapi ngeliat kostum dan pembawaan mereka hari ini, arab mana yang tahan nggak memperkosa mereka coba! Yah gue tau ga semuanya begitu, tapi harusnya mereka yah jangan begitu lah kalo gak mau di lecehkan

Kedua, adalah mereka yang datang berjilbab, abaya lengkap, kerudung yang aksi, plus make up panggung tebal dengan aksen mata lebam khas Kuwaiti ladies. Gue ga terlalu yakin sih mereka ini berprofesi sebagai apa. Tapi pastinya, waktu orkes local dangdut manggung, goyangannya ga kalah dengan rekan-rekan lainnya. Ada yang bilang ini adalah para TKW yang berhasil. (terjemahan bebas: jadi istri orang local)

Khusus masalah Joget, ternyata sudah di antisipasi sama MC kalau suasana bakal Chaos waktu dangdut dimulai. Diminta dengan segala hormat, bagi segenap pengunjung untuk berjoget di tempatnya dengan joget yang sesuai dengan jalur-jalur kesopanan dan martabat bangsa.. hahahaha Lucu banget deh, konser dangdut mana yang sebelum mulai pakai diceramahin dulu tentang norma joget. hehehe

Aduh berasa prejudice banget deh gue!Walaupun gue terkaget-kaget ngeliat mereka dandan, joget atau ngomong, harusnya gue cukup bisa menahan diri dari segala konotasi negative dari apa pun yang gue liat. Toh gue nggak tau apa yang mereka jalanin, ya nggak! Gue suka marah-marah di lecehkan di jalan sebagai wanita Asia, karena mereka menganggap semua wanita Asia adalah pekerja rendahan dan gampangan. Tapi ternyata gue sendiri suka punya prejudice yang sama kalo ngeliat rekan-rekan pahlawan devisa ini. Not Good!while I always think that I never judge the book by it’s cover… Emm btw, gue pikir-pikir waktu gue geli ngeliat joget hot mereka, tiba-tiba terlintas jogged versi R&B dan Salsa di party semalam yang ternyata beberapa gerakan dasarnya hampir sama dan sama hotnya! (jadi mau malu, beda musik doang jek…. Hahahaha)


Notes:
Oya, ada kejutan nostalgia waktu sesi tari-tarian. Anak-anak kedutaan menarikan Tari Merak Sunda Bali. Yang ternyata Tarian wajib gue semasa gue masih hidup dalam lingkungan kedutaan! Jadi inget masa kecil! It’s surprising that some things are never change in the embassy life. Same feeling that I have when I saw the Ambassador wife’s was wearing classic silk batik top. The same aura of the Ambassador and the wife’s, the local Indonesian King at the location and how they present them selves among the “ordinary” people including the classic high hair do that his wife is using J

Sunday, August 12, 2007

Short Morning Contemplation

Sometimes we met people in the wrong time in the wrong way..
If only things are different, either the time or the way
More positive outcome can be expected..

When things ended up badly, not necessarily each of the parties involved is bad, that’s for sure (who the hell are we to judge anyway!)
It’s just all the wrong combination of various factors (that’s what I keep in mind)

And sometimes we can lose a potential good friend because of this unfortunate series of events. And that’s too bad….

Well, that’s why life is so rich and colorful I guess
Sometimes we just have to experience things in a hard way so that we can value the other things which is nicely laid upon our table and learn to be better

I embrace my mistake and learn hard from it...