Elegan....

26/10/05

Kelanjutan Diary…


Well, temen gue bilang pilihan kata gue kok terkesan kurang elegan!! Hahaha
Terms baru neh …”Patah hati lah dengan Elegan..!”..jadi dia bilang bukankah sewajarnya sejalan dengan usia kita bisa deal dengan sakit dan kekecewaan dengan lebih elegan, tulus, pasrah dan ya sudah..

Yah dalam kondisi akal sehat yang seimbang memang begitulah seharusnya..tapi kadang mungkin ada detik-detik moment yang begitu emosional, apa yang di rasakan oleh hati seseorang bisa menjadi demikian ekstrim. Dimana hal ini gue pikir akan banyak di pengaruh oleh karakter dasar orang tersebut, kondisi pada saat kejadian dan mungkin malah masa-masa pembentukan karakter itu sendiri atau masa kecil dan lingkungan yang berpengaruh pada orang tersebut

Tidak sepenuhnya membela diri, tapi puisi yang ada dalam postingan sebelumnya memang merekam detik-detik menegangkan yg suka terpicu oleh beberapa variable tertentu… Anyway ….menulis juga sebuah proses…ekspresi adalah proses… (ngeles..)



Proses

Berbicara mengenai proses..kemarin gue asli shock dapet tulisan gue sepuluh tahun lalu yang di scan dari lembaran-lembaran block note AIESEC yang dah kucel

Gue dapetin itu dari the one and only Dito, temen kuliah yg setia ngeritik tulisan gue yg sepertinya gak berkembang ! hahaha

Membuat gue sedikit berpikir mengenai proses…ternyata arah proses yang kita jalani itu bisa completely different direction yang berganti-ganti pada setiap periodenya. Jadi mungkin suatu saat bisa aja kita menjalani direction yg sudah lama kita tinggalin…..

Selebihnya gue pengen nge post emailnya temen gue yang gue pikir lumayan bagus buat refensi…

Email


“Kalo gak mau kecewa ya jangan berharap. ambil peluang, jalani pilihan yang
ada, tetapkan batasan.
lewat dari itu: lepaskan.
tapi ternyata masalahnya gak semekanistis itu. ada pertanyaan, ada
pengandaian yang kadang
di bawah batas sadar kita tetap ingin mencari tahu kemungkinan yang
ada."bener gak ya gue? adil gak?"

kita gak bisa menuntut banyak dari hal2 yang ada di luar kekuasaan kita.
jalani saja yang bisa
ia berikan. kalo gak cukup bicara terus terang dan cari primary supplier
laen dong. tapi gimana ya, yang namanya
ngejalanin sesuatu pasti ada ekspektasi. kalo gak kesampaian, sedih juga.
karena kita bukan batu.
bukan pisau belati. jauh di dalam hati kita ingin punya arti atas sesuatu
yang kita anggap istimewa.
tapi kita tetap sadar
bahwa emang sesuai dengan realita yang kita liat it's not likely to happen.

makanya kemaren gue bilang, ya udah perang aja.ketembak pasti rasanya sakit.
tapi besok atau lusa kalo udah sehat ya dateng lagi ke medan perang. selama
lu masih idup tetap akan ada yang rasanya sakit
hidup itu perjalanan mencari tahu siapa kita, kadang kita suka keliru”


Thanks Dit….