Selamat malam Meratus Baru no 2 [1]…
Banyak sebenernya selama seminggu-dua minggu yang numpang melintas di kepala, mengendap sebentar dan harus menyelip entah di pixel yang mana dan tak mewujud dalam tulisan karena harus mengalah dengan konsekuensi cuti dan kabur dari kantor for almost two weeks. Dimana hal ini mengakibatkan tergadainya waktu buat sepotong frase, “Kewajiban Professional”.
Beberapa topic yang sempat menjadi kandidat penulisan, training gue di Bangkok hampir dua minggu lalu, “Effective Communication and Presentation”. Training ringan, bermanfaat dan efektif buat ngeluarin anggaran jalan-jalan dari kantor. Wisata gue sendiri di situ selama seminggu , juga satu hari yang mengilhami Natalia[2] nyuruh gue bikin tulisan dengan judul, “Turning 30 in Bangkok” . (gue benernya lebih tertaik nulis “Turning into Celengan Babi in 7 days!) Kejadian di kantor (yang pastinya gak asik banget), “Tuesday with Morrie” yang so inspiring, dan pastinya tentang kota gue tercinta, Jogja, yang lagi prihatin secara kontinu…L
Malam ini di hadapan gue ada kompas hari ini yang belum terbaca, dua tumpuk kertas yang walaupun letterhead-nya beda mempunyai kesamaan logo, visa dan master J Sepertinya ketimbang ngebahas topic yang sudah agak basi, otak gue mengarahkan concern gue ke print out di lembaran-lembaran kecil menyebalkan itu.
Banyak sebenernya selama seminggu-dua minggu yang numpang melintas di kepala, mengendap sebentar dan harus menyelip entah di pixel yang mana dan tak mewujud dalam tulisan karena harus mengalah dengan konsekuensi cuti dan kabur dari kantor for almost two weeks. Dimana hal ini mengakibatkan tergadainya waktu buat sepotong frase, “Kewajiban Professional”.
Beberapa topic yang sempat menjadi kandidat penulisan, training gue di Bangkok hampir dua minggu lalu, “Effective Communication and Presentation”. Training ringan, bermanfaat dan efektif buat ngeluarin anggaran jalan-jalan dari kantor. Wisata gue sendiri di situ selama seminggu , juga satu hari yang mengilhami Natalia[2] nyuruh gue bikin tulisan dengan judul, “Turning 30 in Bangkok” . (gue benernya lebih tertaik nulis “Turning into Celengan Babi in 7 days!) Kejadian di kantor (yang pastinya gak asik banget), “Tuesday with Morrie” yang so inspiring, dan pastinya tentang kota gue tercinta, Jogja, yang lagi prihatin secara kontinu…L
Malam ini di hadapan gue ada kompas hari ini yang belum terbaca, dua tumpuk kertas yang walaupun letterhead-nya beda mempunyai kesamaan logo, visa dan master J Sepertinya ketimbang ngebahas topic yang sudah agak basi, otak gue mengarahkan concern gue ke print out di lembaran-lembaran kecil menyebalkan itu.
*************************************************************************************************
Steady increases in those bills!! A figures that will not even cross my vocabulary in the world of credit card billing last year… Indeed that this has been caused mainly by my incidentally being traveling on monthly basis starting February. I always have this mind set, that everything in Balikpapan is more costly so it will be wiser to get most of everything outside Balikpapan. This will include culinary adventure, entertainment, books, personal care, cosmetics, beauty salon, hair cut, and off course various shopping activities!! Not to mention shoot up my cellular bill. And here I am end up with insignificant balance of retained monthly income on monthly basis hhhuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Yet I see my self not as shopaholic. There are few symptoms of being this kind, i.e. found our self having things that we never wore without even realizing that we bought it, or we’re more enjoying the thrill that comes along with the buying than the using whatever we’ve bought. Which none of those is my case.
In my own stage or capacities, I have to admit that I am one of those who tend to spoil my self and able to justify every wants that materialized to every different damn cost. It’s just never enough…hiks.. My special thanks to credit card which make things even worse…..Despite my plea that this little rectangle plastic is unavoidable to overcome any unpredicted situation, seems that I fall into classics trap of those credit card addict . Blurry I remember articles about new trends of middle class worker who become huge spender, have almost no plan of future financial instrument to embrace the world after retired… hiks…. and yet my wallet are full by these cards..[3]
IT’S NEVER TOO LATE ….(Keep up the spirit dear)
[1] Kamar kos maksudnya
[2] Temen Angkatan pertama masuk SLB yang sekarang di Bangkok
[3] To, gimana masih pengen jadi akuntan and financial advisor gue?
4 comments:
if you mean it, just send 'em. we'll sort your financial stuffs out. need my address? i've made some calculation. i just forget to send the simulation...
not a shopaholic? ah come on!
for every known addiction the first sign is always the same: denial. and hey, maybe we need to split the gelato bill?
Alina...!!
Setuju ama temen loeeeee (read: Dito). Kok bisa bisa nya loe ngaku nggak shopaholic?? Please dehhh
huahahhahah...Peace....Peace...
dari segitu banyak pengeluaran, di bangkok pula, ada gak sih cipratan apaaaa gitu kek buat kami (me,myself, and I)
btw, aku punya gift lagi loh yang pasti akan memuaskan narsis alina, tapi mana dulu dong....
Post a Comment