Hari ke dua ke luar rumah setelah seminggu akrab ama Paratypus (kenapa jadi bebek platypus yang ada di kepala gue) Ada dua kejadian yang sama menariknya buat gue. Pertama, gue agak geli pas ke salon hari ini. Bukannya gak pernah, tapi waktu gunting sambil pedicure hari ini gue berasa agak zalim. Bayangin aja, kita duduk santai baca majalah, makan nasi goreng kepiting, nyeruput jus strawberry, trus ada satu orang dengan muka konsentrasi penuh ngerjain rambut gue, sementara di ujung yang lain ada orang lain lagi yang bersimpuh ngelus-elus jempol gue hahaha Berasa colonial banget gue! Sok nyonya besar gitu, ngulurin kaki ke orang lain buat dibersihin, bahkan gue aja gak akrab-akrab amat ama jari-jari kaki gue. Well, hidup emang keras. Dan siang itu berakhir dengan kepala gue berasa kayak burung bul-bul dengan rambut gue yang mumbul-mumbul gak jelas
Kejadian lainnya yang terjadi di siang itu bikin gue berpikir kadang kita dengan agak sadar memilih untuk tidak mendengar sesuatu yang benar. Dan memilih sesuatu yang ingin kita dengar sebagai kenyataan. Dan ada orang yang sadar betul dengan hal itu, sehingga tetap menyajikan kebohongan walaupun tau bahwa pihak lain pun sudah tau bahwa tak ada lagi kebenaran dari dirinya dengan dalih kemanusiaan.
Siang itu gue bertemu teman lama, yang masih saja mengarang cerita hidupnya, walau gue dah bilang kalau gue dah tau semuanya dan dia bebas memaparkan kebenaran. Herannya, gue agak menikmati penyangkalan dia dan cenderung meletakkan kenyataan di belakang. Sepertinya gue sedang membangun cerita sendiri yang lebih tidak menyakitkan. Gue jadi inget kalimat gue siang itu, “Bareng kamu selalu ada pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab” Dan batas kesadaran memory gue sibuk memilih jawaban-jawaban mana yang ingin gue dengar.
Pada saat suatu hal adalah hasil pilihan atas ‘cerita’ yang di sodorkan, maka sebenarnya tak ada lagi yang nyata. Silahkan tinggal selama hati kita masih tak mampu berdamai dengan kesadaran. Ya sudah, untuk gampangnya kita kembali saja pada panduan.” Tinggalkan segala sesuatu yang meragukan” sejauh mungkin dari kehidupan kita. Tidak mudah, tapi lebih aman. Semoga gue bisa….
Alah..!!! ga penting banget potonya...hahaha
2 comments:
Hhhhhhhh....
Alina, Alina...
Dikau makin tak terjangkau...
oohhh...boy...!?
-kuukie-
Post a Comment