Tuesday, October 03, 2006

Aku tidak tau bahwa menjadi sederhana bisa menjadi demikian berbahaya. Bahwa simplifikasi prasangka bisa menjadi sedemikian sengsara. Padahal lelah sekali sepertinya untuk terus menjadi waspada.

Pagi tadi aku sibuk mengeja napas, melafalkan apa saja
Yang membuatku menjauh dari maya
Tiga puluh menit yang sangat melelahkan..
Mendadak batas ruang setir itu menjadi arena tahlilah yang riuh

Tahlilan yang aneh memang
Merayakan kematian maya
Kembali pada nyata
Bukannya mengantar nyata pada maya

Lalu apa salahnya menjadi buku yang terbuka?!!!
Menepis prasangka dan memelihara nyawa...

Hhmmmmm....

Cukup bagian pertama...

1 comment:

Anonymous said...

Hhmmmm....