Evening my dear Blog,
It’s been quite some time…
Akhirnya masa-masa itu selesai juga. Selesai sudah malam-malam panjang, week end yang kehilangan eksistensinya dengan melototin angka dan berantem ama auditor. Setidaknya untuk saat ini, boleh lah menarik napas dan bersantai.
Tiba-tiba keheningan itu berubah nada jadi dentingan cepat yang bikin sesak. Ohh, ternyata aku agak limbung. Persis seperti kalo kelamaan lari di treadmill, pas selesai kaki berasa kebas dan melayang.
Tema minggu ini, “Bagaimana meniti waktu di Kuwait setelah masa audit kelar?????!!” hehehe
Satu hal yang kritikal,
Harus tetep sok sibuk, dan semaksimal mungkin membangun kesan sibuk pula pada anak buah. Ini penting agar kita gak di tambahin kerjaan ama Bos dan meminimalisasi resiko anak buah kita di share ke bagian lain karena di pandang dah under load
Selanjutnya,
Terus memotivasi diri buat coba hal baru. Seperti biasa, banyak hal yang terangkum sebagai wacana. Dari obsesi traveling, gym, les bahasa sampai ambil CMA…(banyak mau = penyakit ga ilang-ilang)
Mulai liat-liat lagi koleksi no telp para kenalan di sini, secara dua bulan kemaren banyak acara dan janji yang terlewati
Dinner with Citizen of the world family
Sejalan dengan rencana gue di atas, semalam gue maen ke rumah salah satu kenalan. Mbak ini udah tujuh tahun tinggal di sini, nikah dengan Chef Prancis yang kerja di salah satu chain hotel ngetop. Anak dua cakep-cakep sesuai ama kodrat blasteran pada umumnya.
Ada dua keluarga lain yang di undang makan malam. Dan semua punya persamaan, Suami Prancis, istri Asia. Sesuai ama kebiasaan mereka yang banyakan ngobrol waktu makan, acara dimulai dengan ‘baguette’ panggang di atasnya di kasih hati bebek, uenakk tapi beracun secara lemak dan kolesterolnya parah. Di selingin dengan Red Wine and whisky cola buat yang minum, fresh lobster salad menyusul. Mak nyusss!! Kata Bondan, hehehe. Ngobrol lagi 30 menit, akhirnya keluarlah main course, yang berupa huge T-Bone steak with yummy mushroom sauce all over dengan tumis buncis as side dishes. Sumpah, susah payah bahagia gitu gue ngabisin! Napas bentar, pada ngerokok di teras, another 30 minutes and here it comes genuine Javanese Tea, “Teh Tjatut” yang di bikin “Nasgitel” (panas, legi/manis, kenthel/kental). Nggak cukup di situ, si mbak bawa keluar mocha cake yang masih lengkap dengan boxnya plus fromage, semoga bener nulisnya. (keju bau yang suka jadi cemilan para bule prancis ini)
Well, sebenernya gue nggak cuma tertarik ngebahas mealnya yang nendang itu, tapi gue sangat enjoy dan terhibur menikmati bauran bahasa Jawa medhok, Prancis, Vietnam, dan bahasa Indonesia di meja makan. Belom ngeliat tingkah para Bule yang frustasi ngeliat para istri ngerumpi pake bahasa Jawa dan akhirnya ngomel pake Prancis.
Mbak-mbak para istri bule ini cukup menarik. Mereka punya karakter yang cukup kuat sebenernya, tapi tetep sebagai wanita Asia, mereka ngeladenin banget para suaminya. Konon, hal ini yang bikin para bule seneng punya istri Asia. Mereka lebih penurut, lebih care ama suami, gitu katanya.
Emm gue benernya pengen nulis lebih banyak tentang kehidupan para istri ekspat ini. Lengkap dengan acara coffee morning, arisan, garage sale, etc Tapi mungkin lebih baik gue tulis setelah gue ikutan lebih banyak acara dengan mereka. Sure it’s going to be interesting. Mixed Culture selalu jadi bahan menarik untuk di bahas.
It’s been quite some time…
Akhirnya masa-masa itu selesai juga. Selesai sudah malam-malam panjang, week end yang kehilangan eksistensinya dengan melototin angka dan berantem ama auditor. Setidaknya untuk saat ini, boleh lah menarik napas dan bersantai.
Tiba-tiba keheningan itu berubah nada jadi dentingan cepat yang bikin sesak. Ohh, ternyata aku agak limbung. Persis seperti kalo kelamaan lari di treadmill, pas selesai kaki berasa kebas dan melayang.
Tema minggu ini, “Bagaimana meniti waktu di Kuwait setelah masa audit kelar?????!!” hehehe
Satu hal yang kritikal,
Harus tetep sok sibuk, dan semaksimal mungkin membangun kesan sibuk pula pada anak buah. Ini penting agar kita gak di tambahin kerjaan ama Bos dan meminimalisasi resiko anak buah kita di share ke bagian lain karena di pandang dah under load
Selanjutnya,
Terus memotivasi diri buat coba hal baru. Seperti biasa, banyak hal yang terangkum sebagai wacana. Dari obsesi traveling, gym, les bahasa sampai ambil CMA…(banyak mau = penyakit ga ilang-ilang)
Mulai liat-liat lagi koleksi no telp para kenalan di sini, secara dua bulan kemaren banyak acara dan janji yang terlewati
Dinner with Citizen of the world family
Sejalan dengan rencana gue di atas, semalam gue maen ke rumah salah satu kenalan. Mbak ini udah tujuh tahun tinggal di sini, nikah dengan Chef Prancis yang kerja di salah satu chain hotel ngetop. Anak dua cakep-cakep sesuai ama kodrat blasteran pada umumnya.
Ada dua keluarga lain yang di undang makan malam. Dan semua punya persamaan, Suami Prancis, istri Asia. Sesuai ama kebiasaan mereka yang banyakan ngobrol waktu makan, acara dimulai dengan ‘baguette’ panggang di atasnya di kasih hati bebek, uenakk tapi beracun secara lemak dan kolesterolnya parah. Di selingin dengan Red Wine and whisky cola buat yang minum, fresh lobster salad menyusul. Mak nyusss!! Kata Bondan, hehehe. Ngobrol lagi 30 menit, akhirnya keluarlah main course, yang berupa huge T-Bone steak with yummy mushroom sauce all over dengan tumis buncis as side dishes. Sumpah, susah payah bahagia gitu gue ngabisin! Napas bentar, pada ngerokok di teras, another 30 minutes and here it comes genuine Javanese Tea, “Teh Tjatut” yang di bikin “Nasgitel” (panas, legi/manis, kenthel/kental). Nggak cukup di situ, si mbak bawa keluar mocha cake yang masih lengkap dengan boxnya plus fromage, semoga bener nulisnya. (keju bau yang suka jadi cemilan para bule prancis ini)
Well, sebenernya gue nggak cuma tertarik ngebahas mealnya yang nendang itu, tapi gue sangat enjoy dan terhibur menikmati bauran bahasa Jawa medhok, Prancis, Vietnam, dan bahasa Indonesia di meja makan. Belom ngeliat tingkah para Bule yang frustasi ngeliat para istri ngerumpi pake bahasa Jawa dan akhirnya ngomel pake Prancis.
Mbak-mbak para istri bule ini cukup menarik. Mereka punya karakter yang cukup kuat sebenernya, tapi tetep sebagai wanita Asia, mereka ngeladenin banget para suaminya. Konon, hal ini yang bikin para bule seneng punya istri Asia. Mereka lebih penurut, lebih care ama suami, gitu katanya.
Emm gue benernya pengen nulis lebih banyak tentang kehidupan para istri ekspat ini. Lengkap dengan acara coffee morning, arisan, garage sale, etc Tapi mungkin lebih baik gue tulis setelah gue ikutan lebih banyak acara dengan mereka. Sure it’s going to be interesting. Mixed Culture selalu jadi bahan menarik untuk di bahas.
5 comments:
Jadi skr les bahasa Prancis nich :-p
Jadi agak mau malu mau bicara soal cultures.. Secara di kasih komen ama Berly yang notabene so deeply exposed with this kind stuff!! As he is part of the citizen of the world it self, aren't you dear?
Loe belom insap-insap juga masih melanglang buana nak?hehehe
Tell me all the good news about you dear!! I haven't check FS lately,u'd better update your blog!
Well, I only visited in Kuwait twice for transit. So you the the country and middle east region better than me.
And aren't we all citizen of the world.
Liat2 foto di:http://berly.multiply.com/photos
dan blog di:
http://martawardaya.blogspot.com/
Kapan balik ke Jakarta? gw dari Juli disana. Too bad kali ini gw naik Qatar jadi nggak transit di Kuwait
suami kamu ekspat juga?
Anonymous said...
suami kamu ekspat juga? <====
Whuakakakakaka....uhuk...uhuk...weekksss...
- Kuukie-
Post a Comment