Monday, June 23, 2008

ALL ABOUT TAXES



Gue lumayan excited ketemu dua orang mantan temen sekelas gue di kampus. Kelas gue yang penghuninya termasuk standar, ga neko-neko, lurus banyakan belajar dan sederhana ternyata lewat satu decade perjalanan para personilnya cukup variatif dan kompleks. (ga cukup satu novel kalo mau di certain semua)

Tujuan utama sesi malam ini adalah buat cari solusi masalah internal pelaporan pajak pribadi. Ada yang berkepentingan dengan gimana cara terbaik untuk menekan exposure hutang pajak wajib pajak (WP) yang berada di luar negri dengan cara yang baik dan benar. Tahun ini yang di tujukan sebagai tahun pemutihan wajib pajak di barengi agresivitas KPP (kantor pelayanan pajak) yang tinggi, perlu di amati secara seksama kalau gak mau tiba-tiba ketiban STP (surat tagihan pajak) yang bisa bikin darah tinggi mendadak dan kadang berujung kepada pemerasan oknum otoritas kepada WP pribadi.

Intinya hati-hati lah yang belum punya NPWP, karena peningkatan kualitas database KPP akan menjaring mereka yang bertransaksi asset di mana pun. Lewat pajak penjualan tanah, laporan dealer otomotif dan real estate, etc Pokoke menyeluruh banget deh. Beli mobil di bawah 200 juta aja sudah cukup untuk menghadiahi diri sendiri dengan STP dan instruksi untuk mempunyai NPWP. So mending comply dengan peraturan mengingat denda dan penalty yang bisa mengganggu kesehatan jiwa. Tapi harus tau persis apa peraturannya supaya tidak tersesat.


Teman gue yang pertama adalah temen sekelas yang gue punya kedekatan batin dari tingkat pertama entah kenapa walaupun masing-masing kita sering sibuk sendiri selama bertahun-tahun. Cowok Sunda, easy going, menikmati hidup, hobi traveling (foto di Friendster nya update mulu dengan belahan dunia yang berbeda), rutin ke Gym, fashionista, pecinta dan pelakon paduan suara nasional dan internasional, sempet khilaf jadi rekan kerja di SLB, untuk kemudian menetapkan hati jadi konsultan pajak secara kaffah (buat para pengusaha keturunan terutama). Profesi dengan pengaturan waktu yang lebih fleksibel dan kemampuan berhubungan baik dengan para Client, sangat menunjang motto hidup beliau yang gak mau ngoyo kerja (hidup abis di kantor dan di jalan), traveling rutin sementara membangun eksistensi dalam kompetisi Paduan Suara.

Teman kedua adalah seorang wanita polos yang ketulusannya bikin betah siapa saja untuk berkomunikasi dengannya. Uni satu ini setelah bosan beberapa tahun ngurusin Pajak di perusahaan Jepang, banting setir ke salah satu Big Five Accounting Firm di konsultan Pajaknya. Dia mengeluhkan ritme hidupnya yang terserap habis di antara tumpukan berkas-berkas banding pengadilan pajak. Average jam pulang di atas 21.00, nginep di kantor di masa sibuk, pontang-panting nge-draft surat banding yang di cela-cela partner dan manager. Kasus-kasus pajak dalam grey area yang menyita energi jiwa raga. Herannya walaupun dia mengutuki hidupnya yang hilang, tapi matanya berbinar-binar saat menguraikan detail teknis kasus yang sedang di tangani, persis seperti gadis yang sedang menceritakan pacar barunya! Hahaha By end of the day it is your choice my dear … to explore and absorbed by office life or chose something else where you can take care or your own personal life. Trade off.. (glughh.. keselek sendiri gue)

1 comment:

Anonymous said...

This is great info to know.