Tuesday, November 07, 2006

Me and Words…. (Part 1)



Gue nggak tau gimana harus mulai. Selain memang udah lama banget gue absent nyusun kata dalam paragraph (selain email-email membosankan tiap harinya), banyak bener puzzle yang pengen gue rangkai berantakan di kepala gue.

Belakangan ini, well sebenernya sudah lama gue sadar tapi barusan ke-refresh lagi, gue jadi banyak berpikir tentang hubungan gue ama kata-kata. Nggak jauh sebelum ini, gue berpikir kok ada ya orang yang bisa nge-jeplak begitu aja di banyak ‘occasion’ dan nggak sadar kata-kata dia sangat ‘inappropriate’ dan nyakitin perasaan orang (historically justified with various people hehehe). Gue sampai mikir, ni orang di gede-in di mana sih sampai nggak tau etiket begini. Tapi emang kadang setiap pemikiran atau tindakan negative langsung menemui karmanya.

Pemikiran judging gue yang udah tercampur dengan emosi negatif, terbayar dengan marahnya temen deket gue atas beberapa kalimat yang gue lontarin pada saat segenap ‘close circle’ gue lagi dinner bareng di rumah salah satu temen. Sumpah yang ada dalam kepala gue, gak ada maksud buat nyakitin dia. Sebenernya di tujukan buat becanda, dan cela-cela an seperti biasa. Tapi sepertinya gue gagal untuk cukup paham buat mengerti hal-hal yang memang sensitive buat dia, dan mengerti dalam kondisi mental seperti apa dia saat itu.

InsyaAllah sudah terselesaikan dengan baik. Tapi gue bener-bener serius memikirkan sisi gue yang ini. Dan memang gue akuin, gue orangnya agak satir dan sedikit bitter kadang-kadang (kadang?melegakan diri sendiri hehehe), suka bermain dengan kata-kata dan pemikiran. Sebuah proses yang kadang teramat cepat, dan tanpa bisa di filter lagi sudah terucap. Walaupun kerangka dasarnya tetap dalam humor yang agak sedikit kejam, satu hal yang sudah terbukti adalah tidak semua atau tidak selalu orang mampu mengapresiasinya sebagai sebuah humor. Dan statement yang harusnya memicu tawa atas parodi diri sendiri, justru berbalik menjadi boomerang. Dan gawatnya hal ini biasanya muncul pada saat gue bersama orang-orang terdekat gue. Lebih karena sebuah pengabaian atau penyerdehanaan yang berbahaya, dimana gue cenderung berpikir bahwa mereka cukup mengerti dan akan selalu mengerti maksud gue sesungguhnya dan cukup kenal gue untuk mengapresiasi setiap kata gue dalam kerangka berpikir gue. Semakin dekat gue dengan seseorang, sepertinya hal ini semakin berpotensi buat terjadi.

Perubahan, selama itu menuju ke hal yang lebih baik, sepertinya lebih penting di lakukan ketimbang berpegang pada ego dengan justifikasi “be your self”. Dan kali ini gue mendefinisikan “menuju ke hal yang lebih baik” dengan semaksimal mungkin tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan atau menyakitkan orang (kecuali emang gue niat dengan pertimbangan seksama hahaha). Mungkin gue menjadi semakin pendiam dan berhati-hati ..tambah parah lagi neh image serius gue ! (sounds so boring and dull isn’t it?)

No comments: